Mesut Ozil Posting Foto Berlatar Belakang Masjid Istiqlal, Netizen: Ada Apa Nih?
Mantan pemain Arsenal ini mengunggah foto dengan latar belakang Masjid Istiqlal, Jakarta.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Gelandang Fenerbahce Mesut Ozil bikin warganet Indonesia heboh.
Mantan pemain Arsenal ini mengunggah foto dengan latar belakang Masjid Istiqlal, Jakarta.
Dalam foto tersebut, terlihat Ozil tengah berdoa, dengan latar belakang Masjid Istiqlal.
"For every setback, God has a comeback."
"He will help you to come back even stronger! #SABR."
"Tuhan memberkati Anda#JummaMubarak #HayirliCumalar," cuit Ozil, Jumat (5/3/2021).
Banyak warganet Indonesia yang mempertanyakan alasan Ozil berpose dengan lata belakang Masjid Istiqlal salah satunya akun Twitter@hdzmfyd.
@MesutOzil1088
Ada apa, nih? Kok posting foto Masjid Istiqlal?
Saya akan Menjadi Gunner Seumur Hidup!
Setelah 7,5 tahun berseragam Arsenal, Mesut Ozil akhirnya hijrah ke klub Liga Super Turki, Fenerbahce.
Ozil diumumkan sebagai pemain baru Fenerbahce pada Minggu (24/1/2021) malam WIB.
Pemain berkebangsaan Jerman itu pergi dengan status bebas tranfer, dan dikontrak oleh Yellow Canaries, julukan Fenerbahce, selama tiga setengah tahun.
Kontrak Ozil di Arsenal sebenarnya baru kedaluwarsa pada Juni 2021.
Namun, mantan pemain Real Madrid itu memilih mengakhiri kontraknya lebih awal, karena dicoret dari skuad The Gunners di Liga Inggris dan Liga Eropa musim 2020/2021.
Isu politis menyeruak di balik tak pernah dimainkannya Ozil musim ini.
Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 25 Januari 2021: Pasien Baru Tambah 9.994 Orang, 10.678 Sembuh
Ozil memang pernah berkomentar soal kebijakan Pemerintah Cina terhadap minoritas Muslim Uighur.
Gara-gara itu, stasiun televisi Cina menghapus pertandingan Arsenal melawan Manchester City dari jadwal penyiaran.
Mereka juga menghapus karakter Ozil dari gim Pro Evolution Soccer edisi Cina.
Baca juga: DAFTAR Terbaru 92 Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Jawa Tengah Masih Mendominasi, Jakarta Tetap 4
Pada 2018, ia juga mendapat masalah ketika berpose dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang membuatnya dikeluarkan dari Timnas Jerman.
Usai resmi hengkang, gelandang berusia 32 tahun berjuluk Mr Assist itu, menulis surat perpisahan kepada Arsenal dan penggemarnya, ini isi lengkapnya:
Dear Gunners,
7,5 tahun. Hampir 3.000 hari. Aneh rasanya menuliskan surat ini setelah tinggal sangat lama di London.
Sejak pertama kali saya tiba di sini, rasanya seperti di rumah.
Saya disambut dengan tangan terbuka oleh seluruh staf Arsenal, rekan setim, dan yang paling penting, fans yang luar biasa.
Saya akan selalu bersyukur atas keyakinan Arsene Wenger kepada saya pada September 2013.
Saya tumbuh sebagai orang dewasa di London Utara, tempat yang saya bisa sebut sebagai rumah. Saya tidak akan pernah lupa itu.
Bersama Arsenal dalam waktu lama membuat saya mengalami perasaan yang naik turun.
Setelah lebih dari 250 laga, 44 gol dan 71 assist, kini saatnya Arsenal dan saya berpisah jalan.
Kami secara bersama-sama mengakhiri puasa gelar selama sembilan tahun, dan kembali mempersembahkan trofi kepada penggemar yang pantas mendapatkannya.
Sulit sekali buat saya mengungkapkan rasa cinta yang saya rasakan buat klub ini dan penggemarnya.
Bagaimana bisa saya mendeskripsikan rasa syukur selama 8 tahun ke dalam satu surat?
Saya akan selalu mendukung kalian di mana pun kalian bermain.
Saya akan menjadi Gunner seumur hidup - tidak ada keraguan untuk itu.
Saat ini kita semua harus berada di belakang tim.
Musim ini sangat sulit buat setiap tim di Premier League, dan itu sebabnya kenapa kita harus menyokong terus skuad dan staf saat ini bagaimana pun hasilnya.
Bagi saya, sungguh luar biasa melihat beberapa bocah dari Hale End dapat menembus skuad utama.
Sebagaimana yang kita ketahui, mereka adalah masa depan klub dan saya berharap mereka bisa sukses!
Mendengarkan nama saya didengungkan di sekitar Emirates akan selamanya membuat saya merinding.
Dan semua kenangan yang saya buat selama berseragam jersey ini akan senantiasa bersama saya seumur hidup.
Banyak sekali tulisan tentang saya selama di Arsenal, terutama di bulan-bulan terakhir ini.
Arsenal adalah klub berkelas dan prestisius, sesuatu yang selalu saya rasakan ketika berjalan menuju lapangan.
Para pemain, staf dan manajemen datang dan pergi, tapi nilai-nilai klub dan penggemar bertahan selamanya.
Prinsip-prinsip berkelas, saling menghormati dan harga diri tak boleh dilupakan.
Itu menjadi kewajiban setiap orang di klub untuk memastikan mereka bisa bekerja atas nama nilai-nilai tersebut.
Sebagaimana yang saya bilang, beberapa bulan ini bukanlah waktu yang mudah.
Seperti pemain lainnya, saya ingin bermain sepak bola setiap menitnya bersama rekan setim.
Namun dalam hidup, sesuatu tidak selalu berjalan sesuai yang kita inginkan.
Kendati demikian, sangat penting untuk melihat hal-hal positif dalam kehidupan dan bukan yang negatifnya.
Itulah mengapa saya berusaha hidup tanpa penyesalan dan tak menyimpan dendam.
Berada di Arsenal itu bukan hanya sekadar sepak bola, melainkan tentang komunitas.
Sebagaimana saya berusaha memberikan umpan di lapangan, saya mencoba menjadi bagian dari komunitas London semampu saya.
London Utara menjadikan saya sebagai salah satu dari bagiannya, dan setiap musim saya terlibat dalam proyek-proyek berbeda, untuk membawa kebahagiaan kepada komunitas yang luar biasa ini.
Meskipun saya harus meninggalkan London Utara, tapi hal-hal itu tidak boleh berhenti.
Ini mungkin menjadi akhir dari cerita kita, tapi hubungan saya dengan klub luar biasa ini tidak akan hilang.
Saat ini bisa jadi adalah perpisahan, tapi tidak untuk selamanya.
Untuk seluruh fans Arsenal di seluruh dunia:
YaGunnersYa
Mesut. (*)