Kisah Kampung Mati di Ponorogo, Ada Pesantren Tua dan Ditinggalkan Penghuninya Bukan Karena Mistis

Misteri kampung mati di Ponorogo yang hangat dibicarakan terjawab. Kampung itu ditinggalkan penghuni bukan karena persoalan mistis.

istimewa
Sebuah rumah kosong yang ditinggalkan penguhuninya di Dukuh Krajan I, Dusun Sumbulan, Desa Plalang, Kecamatan Jenangan, Ponorogo. Kampung itu kini benar-benar menjadi kampung mati setelah ditinggalkan penghuninya dalam beberapa tahun terakhir. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Misteri kampung mati di Ponorogo yang hangat dibicarakan terjawab.

Kampung itu ditinggalkan penghuni bukan karena persoalan mistis.

Dalam beberapa hari terakhir Dusun Krajan I di Dukuh Sumbulan, Desa Plalang, Jenangan, Ponorogo jadi pembicaraan warganet. 

Topik pembicaraan seputar misteri kampung mati yang dikaitkan dengan hal-hal mistis. 

Baca juga: Misteri Dua Anak Dokter Hilang Selama Hampir Dua Pekan, Dugaan Sementara Dibawa Kabur Tetangga

Dukuh Krajan I memang sudah mati. Kosong, ditinggalkan para penghuninya.

Sejumlah rumah masih layak huni terlihat kosong dan mulai dikepung semak. 

Fenomena kampung mati yang ditinggalkan penghuninya itu sebenarnya sudah berlangsung lebih kurang lima tahun terakhir.

Jadi tidak mendadak kampung itu sepi.

Kepala Desa Plalangan Ipin Herdianto membenarkan lingkungan Dusun Krajan I itu sudah lima tahun terakhir tidak berpenghuni lagi.

Padahal, di areal seluas sekitar tiga hektare itu masih terdapat empat bangunan rumah permanen yang masih layak huni. 

“Dahulu masih ada dua kepala keluarga. Tetapi, empat atau lima tahun lalu sudah tidak lagi yang tinggal di lingkungan tersebut,” kata Ipin, yang dihubungi Kompas.com, Kamis (4/3/2021).

Bukan mistis

Kampung yang dikenal dengan sebutan Sumbulan itu betul-betul sudah ditinggalkan seluruh penghuninya tanpa terkecuali dalam lima tahun terakhir.

Sebagaimana banyak tempat di dunia, sebuah hunian entah itu kota atau kampung yang menjadi kota mati karena ditinggalkan penghuninya berkembang cerita yang berkaitan dengan hal-hal mistis.

Baca juga: Truk Fuso Terperosok di Jalur Berkelok Kawasan Gentong, Warga Ingat Kisah Mistis Neng Syarifah

Begitupun  di kampung Sumbulan, keberadaannya sebagai kampung mati lalu dikaitkan dengan sejumlah hal mistis yang membuat penduduk tak lagi nyaman tinggal di situ.

Namun Ipin membantah bila warga meninggalkan kampung itu karena persoalan mistis.

Ia meyakini seluruh tempat pasti memiliki cerita mistis masing-masing.

Begitu pula Ponorogo yang terkenal akan kesenian reog-nya.

Menurut Ipin, warga banyak meninggalkan kampung tersebut karena kondisinya memang sepi. 

"Dulunya banyak penghuninya. Karena tempatnya tidak ramai ada yang sudah nikah ikut pasangannya. Kemudian, ada juga yang punya anak ikut anaknya," kata Ipin. 

Baca juga: Hawa Mistik di Kamar Bung Karno

Ipin mendapatkan informasi lingkungan itu awalnya ditinggali sekitar 30 kepala keluarga.

Bahkan, kampung itu ramai dikunjungi orang karena menjadi tempat menimba ilmu agama warga di Desa Plalang.  

Namun, lambat laun, warga yang tinggal di kampung itu memilih pindah mengikuti keluarga di lokasi yang lain. 

Baca juga: Muncul Suara Mistis, Video Klip Samuel Christ Siap Tuk Pergi Viral di Youtube

Meski tidak berpenghuni, masih terdapat mushala tua yang masih dipakai warga untuk menjalankan ibadah shalat zuhur dan asar.

Warga yang memanfaatkan mushala itu rata-rata petani yang memiliki sawah di dekat lingkungan tersebut.

“Mushala masih sering dipakai untuk beribadah. Dan selalu dibersihkan setiap hari,” kata Iping.

Ipin mengatakan, sampai saat ini, belum ada satupun keluarga yang ingin kembali ke kampung mati tersebut.  

Sebab, warga yang pernah tinggal di lingkungan itu banyak yang sudah memiliki rumah sendiri.  

Meski ditinggalkan, keluarga yang memiliki aset tanah dan rumah sesekali datang ke kampung mati.

Biasanya mereka menggelar acara peringatan hari wafatnya pendahulu warga yang meninggal di kampung tersebut.  

Ahli waris pemilik tanah dan rumah di kampung mati menolak tawaran dari pengembang untuk dijadikan komplek perumahan.

"Namun, bila dibeli untuk pembangunan pesantren ahli waris menerimanya," ujar Ipin.  Setelah viral di media sosial, banyak yang datang ke kampung mati karena penasaran. 

 Meski area kampung mati luas, kepemilikan tanah hanya dikuasai beberapa ahli waris. 

Pondok pesantren

Sementara itu, Sumarno, salah mantan warga kampung Sumbulan menyebut di wilayah itu pernah berdiri sebuah pondok pesantren tahun 1850. 

"Pondok itu didirikan sekitar tahun 1850-an oleh Nyai Murtadho," kata Sumarno. Murtadho merupakan anak seorang ulama dari Demak.

Setelah didirikan, warga yang belajar di pondok pesantren tersebut semakin banyak bahkan dari luar daerah.

Namun, setelah Nyai Murtadho dan keluarganya meninggal, pondok pesantren tersebut semakin sepi.

Pada akhirnya, tahun 2016 kampung tersebut benar-benar mati tanpa penghuni satu pun.

Sumarno menambahkan, mayoritas penyebab warga Kampung Sumbulan pindah karena akses jalan yang sulit. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Kampung Mati di Ponorogo, Bukan Tempat Mistis, Begini Kondisinya", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2021/03/04/160537178/cerita-kampung-mati-di-ponorogo-bukan-tempat-mistis-begini-kondisinya?page=all#page2.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved