Kisah Inspiratif
Pandemi Tak Surutkan Kreatifitas, Lewat Kelas Virtual, Anak-anak SD Stella Maris BSD Tetap Berkarya
Pandemi Covid-19 Tak Surutkan Kreatifitas dan Inovasi, SD Stella Maris BSD Entrepreneur Day 2021 Bertajuk New Normal for Creation
WARTAKOTALIVE.COM, SERPONG - Sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia memaksa kegiatan berlajar mengajar (KBM) dilakukan secara daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Langkah itu dilakukan demi upaya bersama dalam menjamin kesehatan bagi para tenaga pengajar maupun siswa di tengah laju penularan dan penyebaran infeksi covid-19 yang masif terjadi.
Hal tersebut tak membuat redup kreatifitas maupun inovasi dalam mengembangkan proses KBM secara daring di SD Stella Maris BSD, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
"Berbagai program baik yang bersifat akademis maupun non-akademis sudah banyak dilakukan di masa pandemi covid-19, tentu saja berbasis online atau virtual. Sehingga penguasaan teknologi adalah sebuah keniscayaan bagi penyedia layanan pendidikan," ungkap Head of National School Setella Maris BSD, Uning Anastasia dalam keterangan tertulisnya kepada Wartakotalive.com, Serpong, Kota Tangsel, Senin (15/2/2021).
"Berkat kerja keras, kolaborasi, dan peran serta berbagai pihak, khususnya guru, siswa, dan orang tua siswa, implementasi setiap program bisa berhasil dengan baik serta menuai respon positif," tambahnya.
Baca juga: Perumahan Geriya Selaras Bogor Berikan Promo Kasih Sayang, Hanya Bayar Rp 1,4 Juta Sudah Punya Rumah
Uning mengatakan salah satu program tersebut yang digelar pihak SD Stella Maris BSD adalah Entrepreneur Day 2021 dengan tema 'New Normal for Creation'.
Kegiatan yang digelar pada tanggal 8 sampai 15 Februari 2021 sejalan dengan spirit yang terkandung dalam tagline sekolah yakni 'School of Future Entrepreneurs'.
"Esensi dari program ini adalah mengajak seluruh peserta didik untuk mengeksplor knowledge atau pengetahuan yang sudah diperoleh dan kemudian menghasilkan produk nyata sebagai bentuk pengembangan pengetahuan," ucapnya.
Baca juga: Kabar Gembira, Harga Beli Emas Batangan Antam Selasa (16/2) Turun Rp 5.000 Per Gram
Uning menjelaskan terdapat beberapa tahapan yang mesti dilalui oleh para peserta didik.
Langkah pertama peserta didik diminta menyampaikan skema pengetahuan yang mereka miliki tentang sampah.
Skema tersebut dapat berasal dari penjelasan guru, hasil pembacaan atau hasil observasi di lingkungan masing-masing para siswa.
Kemudian pada tahapan kedua siswa yang telah melakukan skema pengetahuan tersebut diberikan challenge.
Challenge tersebut adalah apa yang akan mereka lakukan setelah mengetahui bahwa ternyata sampah bisa merusak lingkungan.
"Salah satu prinsip sistem pendidikan di Sekolah Stella Maris BSD adalah mengetahui saja belumlah cukup, lebih penting lagi apa yang bisa dilakukan dari pengetahuan tersebut," ungkapnya.
Baca juga: RAMALAN ZODIAK ASMARA Selasa 16 Februari, Scorpio Ayo Move On! Libra Jangan Bandingkan Pasangan
Langkah terakhir yakni para siswa mendapatkan pengarahan melalui workshop secara virtual untuk melakukan sesuatu sebagai bagian dari usaha mereka memecahkan masalah lingkungan terkait dengan sampah.
Selanjutnya mereka didorong untuk menciptakan sesuatu yang berguna dari sampah yang mereka temukan.
"Dari berbagai dokumentasi yang dikumpulkan sekolah, proses yang mereka lakukan dalam membuat sebuah produk berbahan sampah atau produk daur ulang, ternyata hasilnya sangat luar biasa. Produk yang dihasilkan sangat beragam sesuai kreativitas masing-masing," katanya.
"Ada yang berupa kursi duduk terbuat dari botol minuman bekas, TV manual dari kardus, tempat pensil dari botol bekas, alat penghitung matematika dari kardus bekas, dan masih banyak lagi. Apa yang terekam dari dokumentasi tersebut juga menunjukkan betapa tinggi antusiasme dari para siswa,"
Sementara itu, Uning menuturkan proses pendidikan karakter yang selama ini menjadi komitmen SD Stella Maris BSD pun terlihat saat para siswa membuat sebuah produk daur ulang.
Hal itu terwujud pada kemandirian, kegigihan, berpikir kreatif, berpikir kritis, dan inovatif tampak dengan jelas dari para siswa.
Di samping itu semangat berkolaborasi juga ingin ditanamkan dengan cara para siswa harus bisa bekerja sama dengan orang tua masing-masing dalam menghasilkan sebuah produk.
Dari setiap kegiatan yang telah dirancang dan diterapkan Sekolah Stella Maris BSD dijelaskannya bertujuan untuk memberikan pesan, yakni sebuah prestasi atau pencapaian bisa diraih karena melewati sebuah proses, bukan dengan cara cepat atau instan.
"Keterampilan dan kompetensi tidak bisa diraih dalam sekejap, namun ada prosesnya serta melewati berbagai tantangan. Kita kembali diingatkan dengan sebuah analogi tentang pohon taoge dan pohon beringin. Taoge proses tumbuhnya cepat, tetapi tidak kukuh," kata Uning.
"Berbeda dengan beringin yang mempunyai akar menancap kuat terlebih dulu agar bisa tumbuh dengan kukuh. Sekolah Stella Maris BSD bisa berdiri dengan kukuh sampai di usia menjelang 26 tahun karena terus berproses, memperbaiki diri terus-menerus dan melalui banyak tantangan yang tujuan akhirnya ingin menghasilkan generasi yang cerdas, adaptif, serta inovatif di tengah bermacam situasi," sambungnya. (m23)