Virus Corona
Pandemi Covid-19 Juga Jadi Hal Berat Bagi Anak, Kenali Bila Telah Terjadi Gangguan Psikologis
Pandemi Covid-19 Juga Jadi Hal Berat Bagi Anak, Kenali Bila Telah Terjadi Gangguan Psikologis. Simak Selengkapnya
Penulis: Lilis Setyaningsih | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Masa pandemi Covid-19 menjadi periode yang berat buat semua orang.
Tidak hanya orang dewasa tapi juga anak-anak.
Diperlukan ketangguhan untuk bisa menghadapi situasi sulit tersebut. Orangtua harus lebih terbuka untuk mengetahui perasaan anak.
“Anak-anak juga merasakan hal berat di masa pandemi ini. Biasanya sekolah bertemu teman-temannya, bermain bebas tapi ini hanya di rumah saja. Belajar bersama orangtua yang juga kerap tidak sabar menemani belajar,” ujar psikolog Liza Djaprie saat webinar digital society dengan tema ‘Tantangan dan Solusi Menghadapi pembelajaran jarak jauh’ belum lama ini.
Salah satu risiko berada di rumah terus dikenal dengan cabin fever, yakni gangguan psikologis yang diderita oleh seseorang setelah sekian lama tertahan atau berada di satu tempat (rumah atau ruangan) tanpa bisa berinteraksi dengan banyak individu lain dalam jangka waktu yang cukup panjang.
• Update Kasus Pasar Muamalah Depok, Polisi Akui Baru Tetapkan Satu Orang Tersangka
Beberapa gejala cabin fever diantaranya kebosanan yang kronik, mudah tersinggung, tidak sabar, resah berkepanjangan, mudah cemas.
Selain itu, tidak punya motivasi atas apapun, kesepian, merasa tidak berdaya, depresif, merasa tidak punya kemampuan untuk menyelesaikan tugas harian, perubahan pola makan dan tidur, serta sulit konsentrasi.
Untuk menghindari gangguan tersebut, Liza meminta agar orangtua membantu agar anak bisa lebih terbuka mengungkapkan perasaannya. Sering berkomunikasi menanyakan bagaimana perasaan. Sementara orangtua ditengah situasi pandemi harus menyesuaikan ekspektasi dan realita yang terjadi. Jangan menuntut anak prestasi tinggi.
“Pandemi ini situasi yang susah tapi ada kelebihan juga. Saat di rumah saja, anak akan jadi lebih dekat dengan orangtua dan bantu anak lebih bisa terbuka mengutarakan perasaannya,” katanya.
• Update Kasus Pasar Muamalah Depok, Polisi Akui Baru Tetapkan Satu Orang Tersangka
Keterbukaan menjadi penting karena di saat pandemi anak-anak juga sebenarnya mengalami hal yang berat.
Liza menjelaskan, fase anak-anak adalah fase bermain, eksplorasi, melatih kemampuan sosial serta mengalami banyak hal secara langsung untuk tabungan masa depan.
Kemampuan analisa serta verbal anak yang mungkin terbatas, anak belum memiliki kemampuan regulasi stress yang baik, anak masih sangat bergantung pada lingkungan, anak adalah penyerap lingkungan yang baik.
Dan ternyata saat pandemi, fase bermain terhambat, begitu juga kemampuan sosial karena harus di rumah saja.
• Sepanjang 2020, Polri Tangani 352 Kasus Penyebaran Berita Bohong Terkait Covid-19
Ketika anak bisa mengungkapkan perasaannya, akan bisa meminimalkan gangguan psikologis akibat pandemi.
UPDATE Covid-19 di Indonesia 21 Januari 2023: 5 Pasien Meninggal, 595 Sembuh, 238 Orang Positif |
![]() |
---|
UPDATE Covid-19 di Indonesia 20 Januari 2023: 8 Pasien Wafat, 687 Orang Sembuh, 292 Positif |
![]() |
---|
Menkes: 98,5 Persen Masyarakat Indonesia Punya Imunitas dari Covid-19 di Level Dua Ribuan |
![]() |
---|
Jokowi Tak Khawatir Turis Asal Cina Masuk Indonesia Meski Tiongkok Masih Dilanda Gelombang Covid-19 |
![]() |
---|
UPDATE Covid-19 di Indonesia 19 Januari 2023: 8 Pasien Meninggal, 435 Sembuh, 310 Orang Positif |
![]() |
---|