Pendakian Gunung Aconcagua
Sepuluh Tahun Pendakian Gunung Aconcagua (6): Terjebak El Viento Blanco dan Jatuh ke Jurang
Perjalanan turun dari puncak gunung tak kalah berbahaya dari saat mendaki. Apalagi di Gunung Aconcagua.
- El Viento Blanco, atau Si Angin Putih, mengamuk di sekitar puncak Gunung Aconcagua.
- Wartawan Warta Kota jatuh ke jurang dan ditolong pendaki lain.
- Keluarga membangkitkan semangat untuk hidup.
WARTAKOTALIVE.COM -- Max Agung Pribadi, Wartawan Warta Kota, telah mencapai puncak Gunung Aconcagua pada 9 Januari 2011, saat meliput Tim Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSEMU) mendaki puncak tertinggi di sub-Benua Amerika Selatan.
Dia langsung berfoto dengan surat putri sulungnya dan koran Warta Kota, di titik dengan ketinggian 6.962 meter dari permukaan laut (dpl) itu.
Namun, sejatinya perjalanan pendakian gunung itu belum usai saat pendaki tiba di puncak. Perjalanan itu baru tuntas setelah sang pendaki tiba kembali di titik awal pendakian dalam keadaan selamat.

Pasalnya, perjalanan turun gunung itu tak kalah berbahaya dari perjalanan mendaki, karena masih banyak hal bisa terjadi dalam perjalanan turun itu. Apalagi di gunung-gunung tertinggi di dunia seperti Aconcagua ini.
Inilah kelanjutan dari kisah perjalanan tak terlupakan bagi Max.***
RASA lega setelah mencapai puncak Aconcagua segera disusul was-was, karena dari bawah terlihat awan tebal naik menyelimuti puncak.
Kami bergegas turun, Apu berjalan di depan diikuti saya dan Marcos. Kami berhati-hati menuruni Canaleta.