Virus Corona
Bupati Sleman Diduga Kuat Sudah Terpapar Covid-19 Saat Divaksin, tapi Tanpa Gejala
Bupati Sleman Sri Purnomo dinyatakan positif Covid-19, enam hari setelah divaksin.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Bupati Sleman Sri Purnomo dinyatakan positif Covid-19, enam hari setelah divaksin.
Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi membenarkan Purnomo telah disuntik vaksin Covid-19 tahap pertama.
"Bapak Sri Purnomo benar sudah melakukan vaksinasi Covid-19 untuk suntikan pertama pada tanggal 14 Januari 2021."
Baca juga: DPR Serahkan Surat Persetujuan Listyo Sebagai Kapolri kepada Jokowi, Dilantik Sebelum 30 Januari
"Namun beliau memang belum mendapatkan suntikan kedua," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (22/1/2021).
Menurut Nadia, vaksin Covid-19 CoronaVac berisikan virus mati.
Sehingga, hampir tidak mungkin orang yang telah disuntik vaksin tersebut terpapar Covid-19.
Baca juga: 82 Persen Tempat Tidur Terpakai, RS Darurat Wisma Atlet Minta Tambahan Tenaga Kesehatan
Kemungkinan besar, kata Nadia, Purnomo disuntik vaksin saat sudah terpapar Covid-19.
"Jika melihat rentang waktu dari Bapak Bupati, maka sangat mungkin pada saat Bapak Bupati divaksinasi, beliau ini berada dalam masa inkubasi Covid-19."
"Di mana tentunya sudah terpapar virus Covid-19 tapi tidak menunjukkan gejala," ulasnya.
Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 Indonesia 22 Januari 2021: Pasien Positif Melonjak 13.632 Jadi 965.283 Orang
Secara alamiah, menurut Nadia, waktu antara paparan dan munculnya gejala adalah 5 sampai 6 hari.
Oleh karena itu, dugaan Purnomo positif Covid-19 sebelum divaksin tersebut sangat kuat.
Karena, Purnomo divaksin 14 Januari, dan hasil swab Purnomo keluar pada 20 Januari.
Baca juga: Ususnya Luka, Maheer At-Thuwailibi Dirawat di RS Polri Kramat Jati
Nadia menambahkan, kondisi Sri Purnomo sekarang ini dalam kondisi baik.
Meski positif Covid-19, Purnomo tidak mengeluarkan gejala apa pun.
"Kami sampaikan kondisi beliau saat ini baik dan tidak menunjukkan gejala apa pun."
Baca juga: Haji Lulung Ajak Pemimpin Tobat Nasional, Katanya Bencana Akibat Ulah Manusia Berlaku Zalim
"Beliau saat ini hampir berusia 60 tahun, dan beliau sedang melakukan isolasi mandiri di rumah dinas," paparnya.
Sebelumnya diberitakan, baru seminggu divaksin, Bupati Sleman positif Covid-19.
Namun, Sri Purnomo tertular Covid-19 bukan karena vaksin.
Baca juga: Tabur Bunga di Lokasi Kecelakaan SJ 182, Direktur Utama Sriwijaya Air: Saya Terpukul
"Saya meyakini hasil swab positif ini bukan dari vaksin yang saya terima."
"Tidak ada laporan di dunia yang menyatakan virus mati di vaksin itu kembali hidup," kata Sri Purnomo lewat keterangan tertulis, Kamis (21/1/2021).
Sri Purnomo mengatakan, dirinya masih tertular Covid-19 karena baru satu kali divaksinasi, sehingga imunitas tubuh terhadap virus itu belum terbentuk.
Baca juga: Tabur Bunga, Bibir Keluarga Korban SJ 182 Bergetar Sebut Nama Tuhan
Sebagai informasi, vaksin Sinovac yang digunakan Pemerintah Indonesia mengharuskan dua kali penyuntikan untuk membentuk imunitas.
Kedua vaksinasi itu dilakukan berselang dua pekan.
Sri Purnomo juga berharap warganya ikut menyukseskan program vaksinasi yang sedang bergulir.
Baca juga: DAFTAR 49 Jenazah Korban SJ 182 Teridentifikasi, Hari Ini Tambah Dua
Selain itu, masyarakat juga tetap harus disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Mari kita teruskan target vaksinasi sampai 70% masyarakat Indonesia."
"Dan kita tetap berjuang dengan berdisiplin protokol kesehatan agar pandemi ini berkurang," papar Sri Purnomo.
Baca juga: Sudah Dirawat, Keluarga Kini Minta Maaher At-Thuwailibi Dipindahkan ke RS UMMI Bogor
Setelah terkonfirmasi positif Covid-19 pada Rabu (20/1/2021), Sri Purnomo menjalani isolasi mandiri di rumah dinasnya.
Selama masa penyembuhan, Sri Purnomo akan tetap bekerja dan menjalankan pemerintahan di Kabupaten Sleman secara online.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 22 Januari 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 243.018 (24.9%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 121.239 (11.8%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 111.623 (11.1%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 104.342 (11.2%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 44.280 (4.4%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 36.048 (3.7%)
RIAU
Jumlah Kasus: 28.007 (3.2%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 26.218 (2.9%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 23.380 (2.5%)
BALI
Jumlah Kasus: 23.067 (2.3%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 20.046 (2.3%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 18.736 (1.8%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 17.050 (1.9%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 14.582 (1.6%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 13.508 (1.5%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 12.090 (1.3%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 11.281 (1.3%)
ACEH
Jumlah Kasus: 9.115 (1.1%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 9.108 (1.0%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 8.774 (0.9%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 7.793 (0.9%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 6.852 (0.7%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 6.486 (0.7%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 6.211 (0.6%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 6.182 (0.6%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 6.165 (0.7%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 4.378 (0.5%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 4.189 (0.4%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 4.142 (0.5%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 3.821 (0.4%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 3.708 (0.4%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 3.663 (0.3%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 3.277 (0.4%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 2.894 (0.3%). (Taufik Ismail)