Liga 1
Dirut PT LIB Akhmad Hadian Lukita Sebut Mayoritas Klub Mengusulkan Liga 1 2021 Digelar Usai Lebaran
PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) menyusun jadwal kompetisi 2021 setelah PSSI memutuskan menghentikan lanjutan kompetisi Liga 1 2020 dan Liga 2 2020.
Penulis: Abdul Majid | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) menyusun jadwal kompetisi 2021 setelah PSSI memutuskan menghentikan lanjutan kompetisi Liga 1 2020 dan Liga 2 2020.
Dengan demikian, PSSI dan PT LIB mulai fokus menyambut kompetisi 2021.
PT LIB selaku operator kompetisi sepak bola di Indonesia pun langsung menyusun jadwal kompetisi 2021.
“Ya, sudah ada (jadwal Liga 1 2021–red). PT LIB yang buat jadwalnya," kata Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi, dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (21/1/2021).
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, masih belum bisa membeberkan kapan kompetisi Liga 1 2021 bisa bergulir.
Hanya saja, pada meeting para pemilik klub dengan pihaknya pada Jumat pekan lalu banyak yang mengusulkan agar kompetisi 2021 dimulai setelah lebaran. Itu artinya pertengahan Mei.
“Kemarin kan ada masukan dari klub-klub ketika rapat, banyak yang mengusulkan diadakan setelah lebaran. Tetapi kami juga harus menunggu izin dari kepolisian dulu,” kata Hadian.
Menanggapi itu, Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PT PSS), Marco Gracia Paulo, meminta agar PT LIB mulai fokus menentukan format pertandingan.
Marco mengatakan bahwa dalam pertemuan Jumat lalu ada dua opsi tentang format kompetisi musim 2021.
Pertama, kick-off dilakukan pada Mei atau setelah Idul Fitri 2021 dan berakhir pada Desember 2021.
Dalam opsi pertama itu format terbaik adalah diselenggarakannya kompetisi dalam dua wilayah.
Hal itu dilakukan untuk mengurangi risiko cedera bagi pemain dengan rentang waktu kompetisi yang tidak panjang seperti sebelumnya.
Namun jika situasi yang ada secara nasional dan regional sudah lebih membaik, semua pihak siap dengan kompetisi penuh, maka bisa dilakukan pada Agustus atau September 2021.
Tetapi hal itu akan merubah kalender kompetisi Indonesia yang sebelumnya satu tahun penuh dan dimulai pada bulan Maret.
Sehingga, nanti kompetisi yang dimulai Agustus atau September akan menjadi kompetisi tahun 2021-2022 dan selesai pada April 2022.
Selain itu, rentang waktu pada opsi kedua juga bisa memberi waktu yang lebih panjang untuk diselenggarakannya turnamen pra musim atau pemanasan, bisa sampai Juni.
“Jadi dua opsi ada plus minusnya, yang perlu dipertimbangkan mana yang lebih baik bagi kita semua,” jelas Marco.
Marco menerangkan bahwa mendukung keputusan PSSI yang menghentikan kompetisi Liga 1 2020 dan Liga 2020.
Dengan demikian, klub-klub peserta kompetisi bisa fokus mempersiapkan kompetisi Liga 1 2021.
"Memang tak ada keputusan yang ideal saat ini, tetapi apa yang diputuskan itu memberikan waktu dan nafas bagi klub untuk berbenah,” terang Marco.
Selain tak melanjutkan kompetisi 2020, dalam rapat Komite Eksekutif (Exco), PSSI juga memutuskan untuk meniadakan juara dan degradasi pada kompetisi musim lalu.
PSSI juga memastikan peserta Liga 1 dan Liga 2 untuk tahun ini sama dengan kompetisi musim lalu.
Terakhir, PSSI menyerahkan kepada klub terkait gaji pemain berdasarkan klausul keadaan luar biasa yang tertera di kontrak masing-masing pemain.
Menurut Marco, hal itu menunjukkan bahwa PSSI mendengarkan masukan dari klub, khususnya dari PSS, yang dalam Owner’s Meeting bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) 15 Januari 2021 lalu, menegaskan bahwa kompetisi 2020 memang tidak layak dilanjutkan.
“Tidak adanya juara dan degradasi, serta tak berubahnya komposisi peserta Liga 1 dan Liga 2 merupakan keputusan yang adil. Begitu juga dengan masalah gaji yang diserahkan kepada masing-masing klub,” jelas Marco.
Tentang keputusan soal kontrak pemain, Marco yang mantan Deputi Sekjen PSSI itu menilai bahwa hal itu bisa membuat para pemain merasa tenang.
Sebelumnya, ada ketidakpastian tentang hal itu.
Diputuskannya soal kontrak pemain berdasarkan klausul situasi kahar merupakan solusi terbaik.