Vaksinasi Covid19

Vaksinasi Jokowi Dinilai Gagal karena Tidak Disuntik 90 Derajat, Begini Respons IDI

Pesan berantai tentang vaksinasi Covid-19 Presiden Jokowi gagal, beredar

Editor: Yaspen Martinus
Istana Kepresidenan/Agus Suparto
Presiden Joko Widodo mnjalankan vaksinasi Covid-19 di beranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2020) 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Pesan berantai tentang vaksinasi Covid-19 Presiden Jokowi gagal, beredar di media sosial.

Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban memberikan jawabannya.

Dikutip dari cuitan twitternya, Senin (18/1/2021), Zubairi merunutkan jawaban atas isu yang santer berkembang tersebut.

Baca juga: Sudah Keluarkan Anjuran, MUI Takkan Terbitkan Fatwa Wajib Vaksinasi Covid-19

Zubairi menuliskan, isu dimulai dari pesan seorang dokter di Cirebon yang menyatakan injeksi vaksin Sinovac seharusnya intramuskular (menembus otot), sehingga penyuntikannya harus dilakukan dengan tegak lurus (90 derajat).

Zubairi membantah hal itu.

"Apakah benar? Jawabannya tidak benar."

Baca juga: Kejaksaan Agung Cium Bau Korupsi di BPJS Ketenagakerjaan, Kantor Pusat Digeledah, 20 Saksi Diperiksa

"Sebab, menyuntik itu tidak harus selalu tegak lurus dengan cara intramuskular."

"Itu pemahaman lama alias usang dan jelas sekali kepustakaannya."

"Bisa Anda lihat di penelitian berjudul 'Mitos Injeksi Intramuskular Sudut 90 Derajat," tulis Zubairi.

Baca juga: Saudara Dekat Harun Masiku Diperiksa KPK, Pernah Tinggal Seatap 10 Tahun Silam

Zubairi juga menyertakan hasil penelitian yang memperkuat pandangan suntikan vaksinasi terhadap Presiden Jokowi telah sesuai dan benar.

"Penelitian itu ditulis oleh DL Katsma dan R Katsma, yang diterbitkan di National Library of Medicine pada edisi Januari-Februari 2000."

"Intinya, persyaratan sudut 90 derajat untuk injeksi intramuskular itu tidak realistis."

Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 Indonesia 19 Januari 2021: Pasien Baru Tambah 10.365 Orang, 8.013 Sembuh

"Pasalnya, trigonometri menunjukkan, suntikan yang diberikan pada 72 derajat, hasilnya itu mencapai 95 persen dari kedalaman suntikan yang diberikan pada derajat 90."

"Artinya, apa yang dilakukan Profesor Abdul Muthalib sudah benar. Tidak diragukan," sambung Zubairi.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved