eSports
Pemain Todak tidak Terbiasa Kena Angin Pagi
Todak Malaysia dikalahkan tim nonunggulan, Omega, pada hari pertama Mobile Legends World Championship 2020 (M2), di Singapura, Senin (18/1/2021).
Penulis: Merdisikandar | Editor: Merdisikandar
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Todak merupakan salah satu tim unggulan di Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) World Championship 2020 (M2). Mereka datang ke M2 dengan status juara MLBB Professional League Malaysia-Singapura Season 6.
Meski berstatus tim unggulan, Todak kalah 0-2 dari tim nonunggulan asal Filipina, Omega, pada hari pertama M2, di Singapura, Senin (18/1/2021).
Namun, tim eSports dari Malaysia itu langsung membalas kekalahan pada duel pertama dengan membantai Impunity KH Kamboja, 2-0, pada pertandingan berikutnya.
Todak baru menemukan sentuhan terbaiknya saat melawan Impunity.
Semua pemain mereka akhirnya tampil maksimal. Kapten tim Todak, Zikry “Moonnnnnn” Shamsuddin, mengatakan, kekalahan pada laga pertama karena timnya tampil terlalu pagi.
Laga Todak melawan Omega dihelat pada pukul 10.00 waktu Singapura.
“Melawan Omega itu memang kami agak blur, karena memang mungkin kami tidak biasa bermain pagi, terkena angin pagi,” kata Zikry, seperti dilansir ONE Esports.
Zikry jadi sorotan ketika memakai hero Mathilda pada laga melawan Impunity.
Dia benar-benar bisa memaksimalkan hero tersebut dan menjadikan Mathilda sebagai salah satu support terbaik untuk timnya.
”Mathilda adalah hero yang sangat seimbang. Secara bersamaan bisa selamatkan tim dan juga memberi damage. Hero ini pun punya sisi dan heal, sehingga dia bisa banyak bantu tim. Dia salah satu support terbaik pada saat ini,“ kata dia.
Pada kesempatan terpisah, Teguh “Psychoo“ Saputra menyatakan tidak terbebani untuk tampil di M2.
Dia siap menjadi juara bersama RRQ Hoshi dan menganggap M2 sebagai turnamen yang harus dilewati.
“Kalau misalnya terbebani, kata orang, mungkin itu wajar, tetapi saya tidak terbebani sama sekali. Di mana pun ada turnamen, ya hajar. Target personal, saya kan MPL pernah juara, MSC (MLBB Southeast Asian Cup) sudah hitungannya SEA (Asia Tenggara), sekarang level dunia harus dapat,“ katanya kepada ONE Esports.
“Saya berharap, ya menang, tetapi Alter Ego menang juga tidak apa-apa, walau harapan terbesarnya ya RRQ. Intinya, apapun harus Indopride,” tutur dia.
Psychoo menjadi salah satu player yang cukup disorot belakangan ini. Hal itu terkait kepindahanya ke RRQ Hoshi.
Psychoo adalah salah satu tanker terbaik di Indonesia.
Dia sempat berada di titik tertinggi ketika memberikan tiga trofi untuk Onic Esports, yaitu di MPL ID Season 3, MSC 2019, dan Piala Presiden 2019.
Psychoo juga menjadi bagian dari tim nasional Indonesia di SEA Games 2019 dan meraih medali perak.
Namun, karier Psychoo di tingkat klub tidak terlalu lancar.
Pada MPL ID Season 5 dan 6, namanya tenggelam.
Bahkan, pada Season 6, dia tidak dimainkan sama sekali dan hanya menjadi streamer Onic.
Sampai akhirnya dia pindah ke RRQ Hoshi setelah ONE Esports MPLI.
Psychoo terbilang beruntung karena debutnya di RRQ Hoshi adalah pada turnamen besar, M2.
Psychoo mengaku tidak mengalami masalah dengan karantina di Singapura, sebelum bertarung di M2.
“Tidak ada masalah sih saat karantina. Paling kami bosan saja. Kegiatan, ya paling main rank, scrim (latih tanding), dan kalau malam, saya paling nonton film,” ujarnya.
”Kalau kangen rumah, ya kangenlah. Butuh nasi padang, sate padang, taichan, dan lain-lain. He-he-he,” tambah dia.
Teguh mengaku sangat mudah beradaptasi di RRQ.
Bukan karena kondisi tim, tetapi lebih kepada kesadaran dia akan lingkungan di sekitarnya.
Hal itu pun terbawa ke gameplay, yang juga jadi mudah menyatu.
“Saya orangnya cepat dalam beradaptasi dengan lingkungan dan lain sebagainya. Saya ikutin lingkungannya saja. Intinya, kita tahu batasan-batasannya. Saya dekat dan baik dengan semua pemain di sini, tetapi paling dekat dengan R7 dan Wizzking,“ tuturnya.
“Masalah adaptasi gameplay, kami main bareng saja sih, mulai dari rank dan scrim, tetapi cepat dapat feel-nya di scrim,“ tambah pria asal Pontianak, Kalimantan Barat, itu.