Film

Aplikasi Digital Nonton Film Jadi Ancaman Bioskop di Masa Pandemi Covid-19? Ini Kata Deddy Mizwar

Meski sudah ada beberapa film yang diputar, jumlah penontonnya yang mau datang kembali ke bioskop juga tidak begitu banyak.

istimewa
Aplikasi Klik Film yang dikelola rumah produksi Falcon Pictures menghadirkan film-film berkualitas melalui laptop atau ponsel yang tidak ditayangkan di bioskop Indonesia. Apakah hadirnya platform digital seperti Klik Film jadi ancaman bioskop di masa pandemi Covid-19? 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sejak bioskop dibuka kembali di masa pandemi Covid-19, baru ada 7 judul film yang diputar.

Dari 7 film yang ditayangkan di bioskop itu, salah satunya adalah Asih 2 produksi MD Pictures.

Film Asih 2 mulai diputar di bioskop seluruh Indonesia pada 24 Desember 2020.

Para pemain dan tim produksi film Asih 2 saat peluncuran poster dan trailer di Bioskop XXI Epicentrum Jakarta Selatan, Kamis (19/11/2020).
Para pemain dan tim produksi film Asih 2 saat peluncuran poster dan trailer di Bioskop XXI Epicentrum Jakarta Selatan, Kamis (19/11/2020). (Tribun/Bayu Indra)

Meski sudah ada beberapa film yang diputar, jumlah penontonnya yang mau datang kembali ke bioskop juga tidak begitu banyak.

Yan Widjaya, pengamat film Indonesia, mencatat, film Asih 2 'hanya' ditonton 194.894 orang.

"Jumlah penonton film Asih 2 berbeda jauh dengan film Asih yang tayang di bioskop pada 11 Oktober 2018," kata Yan Widjaya berbincang, Jumat (15/1/2021).

Baca juga: My French Film Festival 2021 Mulai Digelar Hari Ini, Klik Film Putar 100 Film Perancis Beragam Genre

Baca juga: Film Sobat Ambyar Tayang di Netflix Mulai 14 Januari 2021, Asri Welas Menangis Kenang Didi Kempot

Saat itu Yan Widjaya berbincang dalam webinar 2021, Bioskop atau OTT Apps? gelaran Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru, Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Menurut catatan Yan Widjaya, film Asih (2018) ditonton 1.714.798 orang di bioskop.

Tidak hanya film Indonesia, film Hollywood seperti Wonder Woman 1984 juga jeblok saat tayang di bioskop.

Wonder Woman 1984.
Wonder Woman 1984. (istimewa)

"Film yang dibintangi Gal Gadot itu juga jauh dari apa yang diharapkan. Ini menunjukkan dampak pandemi di industri film tidak hanya menimpa Indonesia tapi juga dunia," kata Yan Widjaya.

Wina Armada, kritikus film, menyatakan, selama lima tahun sejak 2015 hingga 2019, penonton bioskop per tahun rata-rata mencapai 40 juta penonton dan menghasilkan Rp 12 triliun dari penjualan tiket.

"Tahun 2020 mengalami penurunan signifikan bahkan tidak sedikit para pekerja seni merugi dan PHK terjadi disana-sini," kata Wina Armada.

Baca juga: Digelar Sebulan, Platform Digital Klik Film Putar 100 Film Perancis di My French Film Festival 2021

Baca juga: Estelle Linden Bintangi Film Teachers, Mainkan Peran Guru yang Pintar, Ramah dan Baik Namun Konyol

Menurut Wina Armada, hadirnya platform digital atau apliasi over the top (OTT) yang merupakan layanan konten film di industri digital diharapkan menjadi cara alternatif menikmati film.

"Harapannya OTT akan banyak diminati mengingat kondisi sekarang ini," ujar Wina Armada.

Meski demikian, bagi sebagian besar orang, sensasi menonton film di bioskop tidak tergantikan meski bisa disaksikan di aplikasi OTT.

Film-film yang ditayangkan di aplikasi digital Klik Film.
Film-film yang ditayangkan di aplikasi digital Klik Film. (Dokumentasi Klik Film)

Pergi menonton film di bioskop adalah bagian 'ritual' hiburan masyarakat. 

Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru, berharap para pelaku industri perfilman Indonesia tetap kreatif di tengah pandemi Covid-19, baik lewat bioskop maupun OTT.

Ketua Umum Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) Deddy Mizwar menyatakan, bioskop tidak akan dapat tergantikan meskipun aplikasi OTT banyak memberi kemudahan ke penonton.

Baca juga: Dibintangi Lulu Tobing, Film Yang Tak Tergantikan Tayang di Disney+ Hotstar Mulai 15 Januari 2021

Baca juga: Hanya Gara-gara Mainkan Peran di Film Televisi yang Viral, Puy Brahmantya Malah Dibully Warganet

"Sensasi menonton film di bioskop berbeda dengan nonton film di OTT di laptop atau handphone," kata Deddy Mizwar.

Namun, Deddy Mizwar menyebutkan, OTT adalah salah satu sarana untuk mengenalkan film Indonesia ke dunia.

"Kita harus sambut dan gunakan dengan sebaik-baiknya. OTT jangan dimusuhi, tetapi dirangkul," ujar Deddy Mizwar.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved