Virus Corona

Proses Vaksinasi Covid-19 Harus Cepat agar Tercipta Herd Immunity

Vaksin Covid-19 akan efektif menekan penularan penyakit Covid-19 apabila disuntikkan kepada minimal 70 persen dari total populasi dalam waktu cepat.

Editor: Merdisikandar
SWA
Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Amin Soebandrio. Amin menyatakan vaksin Covid-19 akan efektif menekan penularan penyakit Covid-19 apabila disuntikkan kepada minimal 70 persen dari total populasi di sebuah wilayah/negara dan dalam waktu sesegera mungkin, agar tercipta kekebalan komunitas (herd immunity). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Amin Soebandrio, menyatakan vaksin Covid-19 akan efektif menekan penularan penyakit Covid-19 apabila disuntikkan kepada minimal 70 persen dari total populasi di sebuah wilayah/negara.

Apabila angka itu bisa dicapai, maka akan tercipta kekebalan komunitas (herd immunity) terhadap sebuah penyakit.

Adapun angka 70 persen di Indonesia setara dengan 182 juta jiwa.

“Selama kekebalan komunitas bisa tercapai minimal 70 persen, semua ahli menyatakan potensi penularan bisa dihentikan, tetapi kalau itu benar-benar mencapai 70 persen, ya,” ujar Amin ketika dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (8/1/2021).

Durasi pelaksanaan vaksinasi terhadap minimal 70 persen dari total populasi, menurut Amin, juga menjadi poin penting, karena hal ini berkaitan dengan berapa lama antibodi yang terbentuk bertahan di dalam tubuh penerima vaksin.

Amin mencontohkan, apabila seluruh proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia baru selesai dalam waktu 1,5 tahun, sedangkan antibodi di dalam tubuh individu hanya bertahan selama enam bulan, maka proses herd immunity akan sulit tercapai.

Setelah melewati masa enam bulan seusai seseorang menerima vaksin, antibodi yang terbentuk di dalam tubuh individu itu menurun.

Sementara itu, di sekitarnya masih banyak orang yang belum memiliki kekebalan terhadap penyakit Covid-19, sehingga orang pertama bisa berpotensi terjangkit Covid-19.

“Sementara yang lain-lain belum divaksin, sebab masih dalam proses. Kalua situasi seperti itu, akan sulit untuk mencapai 70 persen kekebalan,” ucap Amin.

Oleh karena itu, kata Amin, penyelesaian proses vaksinasi Covid-19 tidak boleh memakan waktu terlalu lama.

Vaksinasi harus bisa dilakukan secara serentak, meski tidak dalam satu hari.

”Dalam waktu singkat, beberapa bulan, diupayakan bisa selesai, supaya terbentuk 70 persen kekebalan komunitas,” katanya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo telah meminta Menteri Kesehatan untuk meyelesaikan proses vaksinasi tidak lebih dari satu tahun.

“Total, nanti ada 182 juta penduduk divaksin. Kemudian, nanti disuntiknya dua kali, berarti 364 juta. Kita harus suntik-suntik gitu. Coba bayangkan, selesainya kapan?” ujar Jokowi, saat memberikan sambutan dalam acara penyerahan bantuan modal kerja (BMK), di Istana Bogor, Jumat (8/1/2021).

“Kita harap tidak lebih dari setahun, tetapi kalau mundur sedikit, tidak apa-apa, tetapi saya sudah minta kepada menteri (Menteri Kesehatan) tidak lebih dari satu tahun,” ucap dia.

Adapun Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kapasitas vaksinasi sudah cukup untuk menuntaskan proses vaksinasi Covid-19 dalam waktu kurang dari satu tahun.

Namun, Budi menyatakan ketersediaan vaksin jadi penentu tercapainya target itu.

“Memang Pak presiden mengharapkan itu 12 bulan, kami berencana sejak awal, 15 bulan. Isu yang paling utama sebenarnya bukan di kapasitas vaksinasi, tetapi di ketersediaan vaksinnya,” kata Budi, dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jumat (8/1/2021).

Kata Budi, Kementerian Kesehatan telah menghitung beberapa skenario vaksinasi Covid-19 agar target tersebut tercapai.

“Yang pertama pernah coba menghitung berdasarkan jumlah rumah sakit, Puskesmas, dan klinik. Kalau yang kecil, 100 suntikan per hari, yang besar, 300 suntikan per hari. Kita hitung ternyata bisa 32 juta per bulan,” kata Budi.

Dengan perhitungan tersebut, vaksinasi 181 juta orang dapat selesai dalam waktu enam hingga tujuh bulan.

Budi mengatakan, pihaknya juga menghitung skenario dengan mempertimbangkan jumlah vaksinator yang bertugas menyuntikkan vaksin.

Dia mengatakan, saat ini ada 30.000 orang vaksinator yang sedang dilatih, di mana satu orang dapat menyuntikkan 30 sampai 40 vaksin setiap hari.

”Jadi, 30 kali 30.000, 900.000 orang per hari atau 27 juta orang per bulan. Jadi, kalau butuh 181 juta, kembali sebenarnya dalam waktu delapan bulan harusnya selesai,” ujar Budi.

Mantan Wakil Menteri BUMN itu mengatakan, infrastuktur kesehatan masyarakat di Indonesia sudah cukup baik, dengan banyaknya Puskesmas dan Posyandu, yang dapat digunakan untuk melakukan vaksinasi Covid-19.

Kini Budi tengah fokus mendatangkan lebih banyak vaksin dalam waktu cepat, agar proses vaksinasi dapat segera berjalan.

“Jadi, kalau Pak Presiden minta itu harus 12 bulan, yang kami harus lakukan adalah bagaimana menegosiasi supply jumlah vaksinnya, datangnya lebih cepat,” kata dia.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved