Selain Rutin Cek Kabel Listrik Warga Depok Disarankan Ikuti Langkah-langkah Antisipasi Kebakaran Ini
Salah satu hal yang dapat mencegah terjadinya korsleting listrik diakui Denny dengan rutin mengecek kabel yang telah berusia lebih dari lima tahun.
Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: Dedy
WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK --- Sepanjang tahun 2020 musibah kebakaran di wilayah Kota Depok mayoritas akibat korsleting listrik.
“Mayoritas kasus kebakaran tahun ini disebabkan korsleting listrik sebanyak 78 kasus. Sementara penyebab lainnya yaitu kompor meledak 14 kasus, serta puntung rokok dan sebagainya 31 kasus,” papar Kepala Bidang Penanggungalan Bencana Dinas Damkar Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Denny Romulo, Rabu (6/1/2021).
Untuk itu, Denny mengingatkan warga untuk terus berhati-hati.
Salah satu hal yang dapat mencegah terjadinya korsleting listrik diakui Denny dengan rutin mengecek kabel yang telah berusia lebih dari lima tahun.
“Pengecekannya bisa dilakukan secara mandiri maupun dibantu oleh pihak PLN,” akunya.
Warga juga diminta untuk menggunakan peralatan elektronik sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Kemudian, menjauhkan barang yang mudah terbakar serta memperhatikan daya listrik yang digunakan.
Langkah antisipasi lainnya dengan menyediakan Alat Pemadam Ringan (APAR) yang disarankan Denny untuk disiapkan di masing-masing rumah ataupun tempat usaha.
Dengan rincian tabung 5 kg untuk skala rumah tangga dan 6 kg untuk tempat usaha.
Tujuan APAR ini sebagai langkah awal bila terjadi kebakaran sehingga api bisa dengan mudah ditangani sejak awal dan tak sampai membesar ataupun merembet ke tempat yang mudah terbakar.
Denny menuturkan, beberapa langkah tersebut perlu dilakukan, karena sebagian besar penyebab kebakaran di Kota Depok akibat korsleting listrik.
Tahun ini saja, dari total 123 kasus kebakaran, 75 di antaranya disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik.
Denny Romulo, mengatakan, dibanding tahun 2019, kasus kebakaran di tahun 2020 mengalami penurunan sebanyak 80 kasus.
“Pada 2019 jumlah kebakaran sebanyak 203 kasus, sedangkan 2020 hanya terjadi 123 kasus kebakaran,” ujarnya.
Denny merinci, pada Januari sebanyak 9 kasus, Februari 11 kasus, Maret 13 kasus, April 13 kasus, Mei 6 kasus, dan Juni 7 kasus.
Kemudian, Juli 11 kasus, Agustus 18 kasus, September 17 kasus, Oktober 8 kasus, November 5 kasus, Desember 5 kasus.
"Mayoritas kasus kebakaran tahun ini disebabkan korsleting listrik sebanyak 78 kasus. Sementara penyebab lainnya yaitu kompor meledak 14 kasus, serta puntung rokok dan sebagainya 31 kasus," papar Denny.