Virus Corona
DATA Efektivitas Vaksin Virus Corona China Hasil Uji Klinik 3 Keluar, di Bawah Pfizer dan Moderna
Efektivitas Vaksin Virus Corona Sinopharm 79 persen, jauh di bawah Vaksin Pfizer dan Moderna yang tingkat kemanjurannya 94,5-95 persen.
Tetapi, seorang juru bicara menolak untuk menjelaskan perbedaan tersebut dan mengatakan hasil rinci akan dirilis nanti, tanpa memberikan garis waktu.
Pakar kesehatan memperingatkan bahwa data yang dikeluarkan sedikit demi sedikit, tanpa detail yang memadai, dapat merusak kepercayaan terhadap vaksin.
Peneliti Turki mengatakan pada hari Kamis hasil sementara mereka dari vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China menunjukkan tingkat kemanjuran 91,25%.
Tetapi, pada saat yang sama hasil uji klinik fase 3 di Brasil menyebutkan bahwa tingkat kemanjuran Vaksin Sinovac antara 50 persen dan 90 persen.
Sebelumnya, tingkat keberhasilan Pfizer Inc dan mitranya BioNTech SE dan Moderna Inc telah diumumkan dan di atas 90 persen.
Baca juga: 3 VAKSIN Virus Corona Ini Segera Diizinkan WHO Digunakan Darurat, Bagaimana Nasib Sinovac dari China
Vaksin China Jadi Barang Publik
Presiden China Xi Jinping telah berjanji untuk menjadikan vaksinnya sebagai barang publik global.
China telah memenangkan beberapa kesepakatan pasokan besar ke sejumlah negara, seperti Indonesia dan Brasil.
Indonesia dan Brasil adalah negara padat penduduk di Asia Tenggara dan Amerika Latin.
Meski demikian, sampai saat ini belum ada perusahaan farmasi China yang merilis secara lengkap data hasil atau khasiat vaksin mereka secara rinsi ke publik.
"Saya pikir itu berita yang sangat positif. Hasil untuk vaksin Covid lainnya ... juga dirilis pada awalnya dalam siaran pers yang sangat singkat, dan dalam beberapa minggu lebih detail diberikan," kata Benjamin Cowling, seorang profesor kesehatan masyarakat di Universitas Hong Kong, China.
Namun, para ahli memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan seberapa sukses vaksin Sinopharm.
"Data hanya dapat diinterpretasikan ketika ada data detail, seperti desain penelitian, jumlah peserta, periode observasi dan jumlah kasus, dijelaskan," kata Ooi Eng Eong, seorang profesor imunologi di National University of Singapore.
Vaksin Sinopharm adalah salah satu dari lima kandidat paling maju dari China dalam hal pengembangan dan telah digunakan dalam program penggunaan daruratnya yang telah memvaksinasi ratusan ribu orang sejak Juli 2020.
Pengembangnya, Beijing Biological Products Institute, sebuah unit anak perusahaan Sinopharm China National Biotec Group (CNBG), mengatakan bahwa mereka telah mengajukan permohonan ke Administrasi Produk Medis Nasional untuk persetujuan bersyarat dari vaksin tersebut.