Berita Depok

Dari 6,59 Persen, Pemkot Depok Catatkan 5,31 Persen Penurunan Stunting Sesuai RPJMD

Dari 6,59 persen, Pemkot Depok catatkan 5,31 persen penurunan stunting sesuai RPJMD.

ISTIMEWA
Dari 6,59 persen, Pemkot Depok catatkan 5,31 persen penurunan stunting sesuai RPJMD. Foto: Ilustrasi. 

WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Dari 6,59 persen, Pemkot Depok catatkan 5,31 persen penurunan stunting sesuai RPJMD.

Pemerintah Kota Depok mencatatkan realisasi 5,31 persen penurunan angka gagal tumbuh atau stunting balita dari rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2016-2021.

Adapun target yang ditetapkan pada RPJMD sebesar 6,59 persen.

Video: Polisi Ungkap Awal Mula Gisel dan Nobu Bikin Video Syur di Medan

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Novarita mengatakan, data tersebut diperoleh berdasarkan hasil pelaksanaan Bulan Penimbangan Balita (BPB) pada  Agustus 2020, yang dilakukan oleh 38 UPTD Puskesmas di Kota Depok.

Dengan prevelensi stunting sebesar 5,31 persen.

Baca juga: Akibat Pandemi Covid-19, Tujuh Juta Anak di Dunia Berpotensi Alami Stunting

Baca juga: Anggota DPR RI Wenny Haryanto Wanti-wanti Peningkatan Angka Stunting Ditengah Pandemi Corona

“Alhamdulillah, tahun ini kami berhasil menurunkan angka stunting melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 5,31 persen,” papar Novarita saat dikonfirmasi Warta Kota, Kamis (31/12/2020).

Novarita menuturkan, dalam satu tahun ini, pihaknya telah mengukur tinggi badan 107.710 balita.

Dari jumlah tersebut, ditemukan sebanyak 5.718 anak menderita stunting.

Keberhasilan yang diperoleh itu, kata Novaeita tidak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan, baik dalam hal pencegahan maupun penanganan stunting.

Baca juga: Pemkab Tangerang Berjuang Keras Menurunkan Angka Stunting dengan Berbagai Strategi

Adapun upaya pencegahan stunting yang sudah dilakukan, di antaranya pemantauan pertumbuhan balita melalui kegiatan di Posyandu, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. 

Pemantauan yang dilakukan dikatakan Novarita sesuai petunjuk teknis yang ditetapkan, seperti jadwal kehadiran balita, kelompok penimbangan, dan Posyandu keliling.

“Juga dilakukan pelayanan konseling gizi melalui whatsapp group terhadap balita resiko tinggi di Puskesmas. Pemberian makanan tambahan, lalu pelacakan kasus gizi dan validasi hasil pengukuran,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga memberikan tablet tambah darah pada remaja puteri dan ibu hamil, termasuk, pelatihan untuk petugas dan kader kesehatan.

Baca juga: Strategi Pemkab Tangerang Cegah Stunting pada Anak-anak

Kegiatan penting lainnya yaitu advokasi yang melibatkan pimpinan daerah dan Perangkat Daerah terkait diakui Novarita juga turut dilakukan, tak terkecuali organisasi profesi dan akademisi serta masyarakat.

"Baik perangkat daerah, organisasi profesi, maupun masyarakat punya peranan penting dalam menurunkan stunting," tuturnya.

Sementara itu, pada 14 Desember lalu Pemkot Depok telah melakukan pencanangan Gerakan Bersama Hayu Berantas Stunting (GBER HBRING).

Baca juga: Angka Stunting Akibat Kurang Gizi di Wilayah Kabupaten Bekasi Meningkat Sejak 2 Tahun Terakhir

Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk melaksanakan konvergensi stunting.

Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved