Rapid Test Antigen Sasar Sopir Hingga Kuli Bongkar Muat di Pasar Induk Kramat Jati

Dipilih Pasar Induk Kramat Jati sebagi lokasi rapid tes antigen karena merupakan tempat dengan lalu lintas orang dan barang yang cukup tinggi

Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: Agus Himawan
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Kegiatan rapid test antigen untuk sopir truk, pedagang hingga kuli angkut di dalam Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (29/12/2020).  

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sejumlah sopir truk, pedagang, hingga kuli angkut di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur menjadi sasaran kegiatan rapid test antigen untuk mencegah mencegah penyebaran Covid-19. 

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Arie Ardian Rishadi mengatakan kegiatan rapid tes antigen itu merupakan tindak lanjut instruksi Kapolda Metro Jaya untuk pencegahan Covid-19. “Kami menjaring sopir truk, pedagang, hingga kuli angkut yang ada untuk dilakukan pemeriksaan rapid test gratis,” kata Arie, Selasa (29/12/2020). 

Arie menambahkan pihaknya sengaja memilih Pasar Induk Kramat Jati sebagi lokasi rapid tes antigen karena merupakan tempat dengan lalu lintas orang dan barang yang cukup tinggi. "Setiap harinya banyak orang yang datang dari daerah. Mereka datang dari Sumatera, Jawa, dan wilayah lain, makanya perlu pengawasan ketat," ujar Arie. 

Baca juga: VIDEO Pengakuan Skandal Seks Sesama Jenis di Wisma Atlet

Baca juga: Ingin Pesta Tahun Baru 2021 Malah Masuk Bui, 2 Pria Ini Gasak Motor Warga di Kalideres Jakarta Barat

Menyikapi kondisi itu, maka pihaknya menilai perlu melakukan pemeriksaan terhadap mereka karena rutinitas yang tinggi berupa pengiriman buah, sayur, hingga kebutuhan pokok lainnya. Sehingga potensi penyebaran Covid-19 yang cukup tinggi di Pasar Induk Kramatjati itu dapat diantispasi ditengah tingginya angka kasus di wilayah DKI Jakarta. 

"Dan dengan pemeriksaan yang gratis ini, bisa melindungi mereka, dan surat keterangan yang didapat bisa dijadikan modal untuk perjalanan," ungkapnya. Sementara itu apabila nantinya mereka yang diperiksa ternyata positif Covid-19, maka proses penanganan akan dilakukan sesuai protokol kesehatan untuk dibawa ke tempat rujukan. 

"Apabila ada yang reaktif, Tim Pemburu Covid-19 akan bergerak mengantar mereka ke puskesmas untuk pemeriksaan lanjutan," katanya. Namun demikian sejauh ini hasil rapid tes antigen dari sopir, pedagang maupun kuli angkut yang diperiksa tidak ada positif Covid-19. Sehingga pembeli bisa berbelanja dengan tenang.

Sementara, Pemerintah Kota Jakarta Timur tidak akan segan membubarkan kerumunan di pemukiman warga di Jakarta Timur yang terjadi saat malam pergantian Tahun Baru 2021. Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar mengatakan petugas gabungan bakal berkeliling ke sejumlah permukiman warga membubarkan kerumunan saat malam Tahun Baru 2021. 

"Saya sudah perintahkan Satgas di wilayah supaya lingkar (patroli) di perkampungan, karena sekarang yang banyak klaster perumahan," kata Anwar, Selasa (29/12/2020). Menurut Anwar, kerumunan warga di permukiman perlu diantisipasi. Pasalnya kasus terkonfirmasi Covid-19 di wilayah Jakarta Timur belakangan didominasi klaster perumahan.

Baca juga: Bupati Bekasi Minta Dapat Kompetitif, 462 CPNS Terima SK Pengangkatan

Baca juga: Dua Tim dari Indonesia Menuju ke Dubai untuk PMGC Final

"Tempat hiburan ditutup, tempat keramaian dibatasi tapi mereka malah berkumpul di gang-gang. Hasil evaluasi klaster yang paling tinggi klaster perumahan," katanya. Anwar mengatakan data klaster perumahan berdasarkan catatan Sudin Kesehatan Jakarta Timur dari 10 kecamatan melalui masing-masing Puskesmas yang melakukan tes swab.

"Kasus yang sudah sembuh memang banyak, tapi yang harus dilihat sekarang penularannya dari klaster perumahan. Warga berkumpul di sekitar rumah tanpa masker, jaga jarak," ujarnya. Warga pun diimbau tidak nekat menimbulkan kerumunan saat malam tahun baru. Selain itu pelaku usaha juga diharapkan menghentikan aktivitas maksimal pukul 19.00 WIB.

"Kegiatan yang menimbulkan kerumunan pasti akan ditindak. Karena penambahan kasus Covid-19 di Jakarta ini luar biasa, Jakarta zona merah. Kita harus patuhi protokol kesehatan," ucapnya. Wilayah Jakarta Timur sendiri sampai sekarang terdapat sekitar 33 ribu kasus terkonfirmasi Covid-19. Jumlah itu merupakan akumulasi kasus selama 10 bulan atau sejak awal pandemi.

Sumber: Warta Kota
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved