Persib Bandung
Robert Rene Alberts Dukung Pemkot Bandung Larang Perayaan Pergantian Tahun Baru
Indonesia belum terbebas dari wabah virus corona (Covid-19), sehingga Pemerintah Kota Bandung melarang warganya merayakan pergantian tahun baru.
Penulis: Sigit Nugroho | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, BANDUNG - Indonesia belum terbebas dari wabah virus corona (Covid-19), sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melarang warganya merayakan pergantian tahun baru.
Kebijakan dari Pemkot Bandung itu didukung oleh Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts.
Pasalnya, kasus positif Covid-19 di Kota Bandung masih tinggi.
Robert meminta semua pihak terlibat dalam upaya menekan angka kasus positif Covid-19.
"Jika ini memang sudah menjadi instruksi pemerintah, kami akan mengikutinya Kami akan instruksikan pemain untuk mengikuti aturan itu dan tetap menjalankan protokol kesehatan," kata Robert dikutip dari persib.co.id.
Pelatih asal Belanda itu mengatakan bahwa pemain profesional berpeluang untuk dapat pulih seperti sediakala jika terpapar virus corona.
Seperti diketahui, penyerang Persib Bandung, Wander Luiz, pernah dinyatakan positif beberapa bulan lalu.
Striker asal Brasil itu kemudian dinyatakan negatif setelah menjalani karantina mandiri selama 14 hari.
Saat menjalani karantina, Wander Luiz sama sekali tidak mengalami keluhan hingga pada akhirnya kembali berlatih bersama tim Pangeran Biru pada September lalu.
"Pesepak bola ini cukup sensitif. Jika ada sesuatu yang menimpa, mereka tidak akan bisa main, dan baru bisa kembali main dalam waktu yang cukup lama. Jadi, kita semua harus waspada dan mengikuti protokol kesehatan dengan baik, " imbau Robert.
Selain mendukung tidak adanya perayaan pergantian tahun baru, Robert juga menyarankan adanya kepastian kelanjutan kompetisi Liga 1 2020.
Setelah terhenti pada Maret 2020 karena pandemi Covid-19, PSSI sempat menyatakan kompetisi akan bergulir kembali pada bulan Oktober dan November.
Namun, rencana itu tak terealisasi hingga akhir tahun ini.
Robert menegaskan, saran untuk kepastian kompetisi tak ada hubungan dengan posisi timnya yang berada di puncak klasemen sementara.
Saran itu untuk masa depan sepak bola Indonesia.
"Ini bukan soal kami menerima siapa yang nomor satu atau 14, tetapi tentang masa depan. Bukan meninggalkan banyak orang di sini di tengah ketidakpastian," terang Robert.