Kisah Perawat Covid-19 Dadakan (Bag 3), Bekerja Atas Dasar Kemanusiaan
Wartawan Warta Kota Rangga Baskoro berbagi kisah bagaimana keluarganya menangani anggotanya yang terpapar Covid-19. Berikut lanjutan kisahnya.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Max Agung Pribadi
WARTAKOTALIVE.COM, Bekasi Utara - Kamis (17/12) malam, hasil swab test kakak ipar kami terima.
Sejak siang hari, saya terus meminta bidan, ibu AN, untuk mendorong agar proses pemeriksaan bisa lebih cepat dikeluarkan.
Pasalnya kondisi kakak ipar yang tengah mengandung 7 bulan, terus memburuk.
Baca juga: Kisah Perawat Covid-19 Dadakan (Bag 2): Ancaman Klaster Keluarga dan Keputusan Sulit
Pertimbangan lain adalah ketiga anaknya perlu segera diisolasi apapun hasil swab test kedua orangtuanya.
RN (28), istri saya, tak kaget saat membaca hasil pemeriksaan kakaknya yang menunjukan positif Covid-19.
Ia telah memberitahu kakaknya melalui pesan singkat yang baru dibalas keesokan paginya.
"Kalau anak-anak bagaimana hasilnya?," ujar kakak ipar kepada RN, Jumat (18/12/2020).
Baca juga: Klaster Keluarga Dominasi Pasien Covid-19 yang Dievakuasi Bus Sekolah
RN menjawab hasil swab test kakaknya lebih diutamakan agar ia bisa segera dirujuk.
Namun, lagi-lagi kakaknya menolak dibawa terlebih dahulu dan meninggalkan anak-anaknya yang diyakini juga terpapar virus Covid-19.
Saya kembali meminta Bidan AN agar hasil swab test "Kakak" (7), "Putri" (3), dan "Abang" (2) bisa disegerakan.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Klaster Keluarga Tembus 36.659, Anies Baswedan Ingatkan Warga Supaya Tak Berlibur
Pukul 14.00 WIB, ketiganya dikonfirmasi positif Covid-19.
Bidan AN segera mencari rumah sakit rujukan.
Selain itu, saya juga meminta tolong kepada dua kepala bidang di Dinas Kesehatan Kota Bekasi, untuk mengupayakan agar mereka berempat bisa ditempatkan di satu rumah sakit meski tak sekamar.
Salah satu kabid merespons.
Baca juga: 40 Warga Kabupaten Bogor Jadi Pasien Baru Covid-19 per 20 Oktober 2020, Muncul 5 Klaster Keluarga