Timnas
Ferre Murarri dan Sandy Kusuma Triandy Tak Terbuai dengan Pujian Bima Sakti
Pelatih Timnas U-16, Bima Sakti, memilih Ferre Murarri dan Sandy Kusuma Triandy sebagai pemain terbaik di laga internal game kedua.
Penulis: Sigit Nugroho | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pelatih Timnas U-16, Bima Sakti, memilih Ferre Murarri dan Sandy Kusuma Triandy sebagai pemain terbaik di laga internal game kedua.
Laga internal game kedua itu dilakukan dalam sela-sela pemusatan latihan atau training camp (TC) Timnas U-16 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (19/12/2020).
Ferre terpilih mewakili tim Hijau, sementara Sandy wakil dari tim Merah.
Menurut Bima, keduanya memberikan kontribusi penting pada laga tersebut dalam pertandingan internal game kedua tersebut.
“Ferre menggalang lini belakang dengan baik. Dia tidak mengizinkan satu pun lawan yang masuk ke daerahnya. Kemudian Sandy, dia mengkoordinir lini tengah, menjadi ‘jendral’ lapangan tengah yang bisa mengkoordinir kapan harus bertahan, dan menyerang sehingga tim merah bisa bermain dengan baik,” kata Bima dikutip dari pssi.org.
Menjadi pilihan Bima di laga internal game kedua, tak membuat Ferre dan Sandy besar kepala.
Keduanya sepakat untuk terus memberikan kontribusi besar bagi tim ini.
“Senang tentu saja. Kami tak menyangka bisa terpilih. Kami hanya bermain sesuai dengan keinginan pelatih dan apa yang sudah diberikan selama TC,” kata Ferre dan Sandy.
Sejauh ini mereka berdua banyak mengambil pelajaran sampai pemusatan latihan beberapa kali hingga kini. Ferre lebih unik.
"Selain ilmu sepak bola di latihan, saya juga banyak belajar bahasa Inggris dari teman sekamar dan makan saya (seperti diketahui, tidur, dan makan dengan siapa pun dalam tim ini di rotasi). Victor (merupakan keturunan Kanada dari Ibunya) orangnya. Dia bisa mengajarkan saya,” tutur Ferre.
“Bahkan saya mempraktikannya saat memimpin doa sebelum dan sesudah makan bersama tim,” ujar Ferre.
Sementara, Sandy mengakui bahwa banyak mendengarkan masukan dari tim pelatih dan ofisial.
“Saya menerima semua masukan dan pendapat dari tim pelatih atau yang lainnya. Saya selalu perbaiki kekurangan dan terus berlatih dengan giat. Mungkin ini hasil kerja keras selama ini. Saya yakin masih bisa lebih baik ke depannya,” jelas Sandy.
Terakhir, keduanya berharap bisa terus bersama dalam tim ini.
“Kami berharap, bisa terus bersama, kerja keras, dan memberikan segenap kemampuan untuk tim ini. Mimpi kami sama, yaitu ingin berlaga di semua level timnas dan berlaga di ajang Internasional. Membawa Indonesia mentas di Piala Dunia. Itu jadi target kami dan mungkin juga pemain muda lainnya,” tutup mereka.