Ideologi Radikalisme Mengancam Pancasila, Ada Kelompok Anak Muda Dilatih untuk Meneror Orang Penting
Ideologi radikalisme mengancam Pancasila. Menko Polhukam Mahfud MD sebut ada sekelompok anak muda dilatih untuk meneror orang penting.
Untuk meredam radikalisme ini, Mahfud menekankan pentingnya kembali menguatkan persatuan.
"Tugas kita adalah menjalankan pemerintah, negara yang bersumbu pada kesatuan bangsa kita"
"Semua energi kita harus kita kerahkan untuk jaga keutuhan dan kebersamaan, kebersatauan kita," imbuh Mahfud.
Waspadai Kelas-kelas Online Radikalisme Lewat Aplikasi Video Conference
Munculnya teknologi informasi dan komunikasi seperti aplikasi video conference, bisa saja disalahgunakan penggunaannya oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Pasalnya, melalui video conference, orang bisa mengajarkan ajaran radikal kepada pengikutnya melalui kelas online tanpa harus bertatap muka, dengan peserta dari berbagai penjuru daerah di Tanah Air.
Menanggapi fenomena itu, Wakil Direktur Eksekutif International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Khariri Makmun Lc, MA mengatakan, untuk mewaspadai adanya kelas-kelas online radikalisme yang tumbuh di masa teknologi informasi dan komunikasi kini.
Untuk mencegah penyebaran paham radikal terorisme, kata Khariri Makmun, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) perlu untuk mengawasi pergerakan kelompok radikal di media online.
"Karena sekarang dengan adanya aplikasi seperti zoom, mereka bisa saja membuat kelas-kelas online untuk menyebarkan pemahaman mereka dan saya kira itu perlu diwaspadai juga oleh BNPT,” kata Khariri Makmun dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat (26/6/2020) malam.
Hal ini mengingat pesatnya perkembangan teknologi yang semakin memudahkan dalam melakukan komunikasi dan penyebaran informasi.
Menurut Alumni Universitas Al-Azhar Kairo itu bahwa dulu mereka atau kelompok-kelompok radikal belajar lewat internet masih sendiri melalui google maka kini sudah dapat menggunakan guru melalui kelas online.
Khariri Makmun mengatakan, kalau pertama mereka masih baca sendiri, di doktrin melalui tulisan.
"Nah, kalau sekarang didoktrin melalui pengajaran dan itu jarak jauh, itu tentunya selangkah lebih maju"
"Jadi perlu kita waspadai munculnya generasi kelompok radikal yang hasil dari didikan doktrinasi jarak jauh melalui kelas online itu,” ujar Khariri Makmun.