UMKM

3,4 Juta UMKM Gabung Ekosistem Digital via Program BBI, Luhut B Pandjaitan: Harus Lebih Berinovasi

Hingga Desember 2020 sudah ada 3,4 juta UMKM yang telah bergabung ke ekosistem digital melalui program Bangga Buatan Indonesia (BBI).

Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Fred Mahatma TIS
Wartakotalive.com/Mochammad Dipa
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Presiden Komisaris  SEA Group Indonesia Pandu Sjahrir, dan Direktur Shopee Indonesia, Handhika Jahja saat webinar bertajuk "Kerja Bareng Untuk Negeri", Sabtu (12/12/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, hingga Desember 2020 sudah ada 3,4 juta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang telah bergabung ke ekosistem digital melalui program Bangga Buatan Indonesia (BBI).

"Sekarang 3,4 juta UMKM pada minggu lalu Desember sudah ada di ekosistem digital. Tapi kita harapkan bisa tingkatkan lagi di akhir tahun ini agar melebihi target,” ujar Luhut saat webinar bertajuk 'Kerja Bareng Untuk Negeri', Sabtu (12/12/2020).

Kemasan menarik

Luhut juga meminta pelaku UMKM di tanah air untuk lebih berinovasi agar menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi.

Salah satunya dengan menghasilkan packaging atau kemasan produk yang lebih menarik sepertinya hal nya yang dilakukan oleh UMKM di Jepang ataupun Bali.

"Temen-temen UMKM di Jepang packaging itu betul-betul menarik. Tapi istri saya juga kemarin memuji pelaku UMKM di Bali yang membuat kopi juga dikemas menarik seperti dari bambu atau anyaman. Ini yang harus ditiru karena di Jepang itu tidak ada," terangnya.

Baca juga: 736.000 Pelaku UMKM Jakarta Terdampak Covid-19, Ini Ragam Paket Bantuan KSBB UMKM selain Jakpreneur

Baca juga: Hasil Survei Youtap Indonesia, Baru 10 Persen Pelaku UMKM Punya Rencana Bisnis Jangka Panjang

Selain itu, pelaku UMKM di Indonesia juga diminta untuk lebih memperhatikan aspek kebersihan produk, sehingga tidak hanya memperhatikan aspek cita rasa semata. Khususnya di masa kedaruratan kesehatan akibat Covid-19.

"UMKM juga harus bisa menghasilkan barang yang selain enak saja, tapi juga harus bersih dan aman lah. Terutama saat ini (pandemi Covid-19)," tegasnya.

Baca juga: Diskon hingga 90 Persen di Lazada Baby Store, Beragam Perlengkapan Ibu, Bayi, dan Anak

Baca juga: Arrow Sanitary Ware Kini Hadir di Supermarket Bangunan Madju Kalimalang Bekasi, Ada Diskon 30 Persen

Perusahaan besar wajib dorong kemajuan UMKM

Luhut mengatakan perusahaan-perusahaan besar wajib untuk membantu mendorong kemajuan UMKM, maka dari itu, menurut Luhut, online menjadi penting agar perusahaan besar dapat mencari UMKM.

“Dulu UMKM itu hanya dibantu, sekarang wajib perusahaan-perusahaa. besar itu untuk mendorong kemajuan UMKM ini, jadi jangan perusahaan besar hidup sendiri,” ujarnya.

Baca juga: I Wayan Madik Kesuma, Anak Petani Penggarap Kacang Panjang yang Kini Panen Properti

Baca juga: Nyaris Putus Sekolah, Ini Prinsip Hidup yang Dipegang Sengkono Dharmawan

Pengadaan barang di BUMN

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan terdapat dua program Kementerian BUMN untuk mendorong kemajuan UMKM yakni pertama pihaknya melibatkan para UMKM untuk pengadaan barang atau belanja modal di BUMN.

Pada 2020 ini diawali dengan sembilan perusahaan seperti Telkom dan BRI, untuk delapan jenis pengadaan, seperti pengadaan makanan, furnitur, perjalanan hingga sewa peralatan.

"Kami akan terus tingkatkan untuk seluruh BUMN yang jumlahnya pada 2021 menjadi 41 BUMN," katanya.

Kedua, Kementerian BUMN bersinergi dengan Kemenparekraf guna mendorong UMKM.

Seperti halnya Kementerian BUMN mengganti strategi pusat perbelanjaan Sarinah, agar 80 persen produk yang dijual disana harus berisi produk merek Indonesia.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved