Liga 1
Ini Pesan Kurniawan Dwi Yulianto untuk Bagus Kahfi yang Bermain di FC Utrecht
Mantan Pelatih Sabah FA, Kurniawan Dwi Yulianto, merupakan pesepak bola Indonesia yang memiliki segudang pengalaman.
Penulis: Yudistira Wanne | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Mantan Pelatih Sabah FA, Kurniawan Dwi Yulianto, merupakan pesepak bola Indonesia yang memiliki segudang pengalaman.
Pada era 1990-an, pria yang karib disapa Kurus itu membuat kagum pencinta sepak bola Tanah Air.
Pasalnya, Kurniawan yang saat itu masih berusia 18 tahun, sudah mengenyam pengalaman yang sangat berharga kala dirinya menjadi bagian dari klub Liga Italia, Sampdoria.
Kini, jejak Kurniawan dalam meniti karier di Eropa telah diikuti oleh pemain muda potensial bernama Bagus Kahfi.
Bagus saat ini resmi bergabung dan memperkuat FC Utrecht, Belanda.
Kurniawan yang mengetahui kabar bahwa Bagus tengah berpetualang ke Benua Biru, mendukung penuh perjuangan mantan pemain Barito Putera tersebut.
Meski demikian, Kurniawan memiliki pesan tersendiri untuk pesepak bola muda ketika tengah meniti kareir di Eropa.
Menurut Kurniawan, hal yang terpenting ketika pemain Indonesia meniti karier di Eropa adalah harus memiliki semangat dan mental yang kuat.
"Mental adalah yang terpenting. Kenapa saya bilang mental? Karena memang saat kita berada di sana itu, kita menghadapi semua itu sendiri. Justru, presseur-nya datang dari individu," kata Kurniawan.
"Bagaimana kita harus menghadapi jauh dari orang-orang terdekat, keluarga, kemudian bagaimana kita harus mengatasi permasalahan saat latihan terus harus mengatur kondisi tubuh sendiri, pola makan sendiri. Jadi, semua serba sendiri. Itu dibutuhkan mental yang kuat," tutur Kurniawan.
Kurniawan menegaskan bahwa ketika pesepak bola Indonesia berkarier di Eropa, mereka harus memiliki jiwa fighting spirit yang tinggi.
"Kalau saat latihan kita tidak perform, membangkitkan motivasi itu sendiri, karena kan status kita di sana tetap saja sebagai pemain asing. Jadi kita harus punya fighting spirit yang lebih dan punya kemampuan harus selalu maksimal," tegasnya.
Tak hanya itu, Kurniawan juga meminta Bagus untuk tidak terlena dengan status bintang ketika masih bermain di level nasional.
Sebab, ketika sudah bermain di Eropa, maka Bagus menjadi seorang pemain berstatus pendatang dan belum diketahui banyak pihak.
Sehingga, dia harus membuktikan dirinya dengan menampilkan seluruh kemampuan terbaiknya.
"Kemudian mindset harus menatap ke depan, karena passion kita di sepak bola dan dia masih muda. Jangan lagi dia melihat ke belakang. Mungkin, Bagus Kahfi di Indonesia sudah popular, tetapi jangan dijadikan itu suatu yang dirindukan. Itu cukup dijadikan motivasi bahwa levelmu bukan kemarin," jelas Kurniawan.
Kurniawan menerangkan bahwa Bagus harus memiliki mindset menjadi pemain kelas dunia.
"Kalau di Eropa harus menampilkan permainan maksimal. Sebab, di Eropa yang mengelu-elukan bukan hanya rakyat Indonesia lagi. Jadi, mindset dia harus ke depan. Harus berpikir bahwa Bagus harus bisa main di level yang lebih tinggi daripada saat ini," terang Kurniawan.
Terkait adaptasi, Kurniawan menyarankan, agar Bagus harus melakukan proses dan menyesuaikan dengan apa yang ada di sana.
"Prosesnya itu harus dilakukan. Dinikmati dengan baik karena waktu untuk menjadi pesepak bola tidak banyak. Jangan sampai kesempatan itu disia-siakan," bebernya.
Kurniawan berharap, Bagus dapat segera berproses dengan baik sehingga dirinya dapat menjadi contoh bagi pesepak bola muda lainnya di Indonesia.
"Saya harap, dia sukses di Eropa dan bisa fokus. Seperti pakai kacamata kuda saja. Jadi melihat ke depan. Kalau sudah main di Eropa manfaatkan itu. Jangan mikir di Indonesia lagi," ungkapnya.
Selain itu, Kurniawan menyarankan untuk tetap disiplin.
Itu menjadi kunci sukses pesepak bola profesional.
"Menurut saya, disiplin itu sudah menjadi kunci utama. Artinya, bagaimana menjadi profesional sejati. Kalau mungkin di Indonesia masih sering banyak diingatkan. Kalau di sana sudah tidak ada lagi," ujarnya.
"Jadi, semua berasal dari individu itu sendiri. Bagaimana dia mengatur jam istirahat, mengatur jam makan. Jadi, semua tergantung pada Bagus itu sendiri," kata Kurniawan.
Kurniawan optimistis bahwa Bagus dapat meraih cita-cita yang saat ini telah diyakini dengan berkarier di Eropa.
"Saya pernah ngobrol bersama Bagus. Dia punya keinginan besar untuk bermain di Eropa. Itu modal utamanya. Karena kalau masih berat hati untuk tetap di Indonesia, itu akan sulit. Dia ini sudah bulat keinginannya. Ini modal yang baik," papar Kurniawan.