Virus Corona
Cari Peluang di Tengah Pandemi, Teddy Justru Buka Cabang Cut The Crab di Kaliurang, Malang dan Bali
Cari Peluang di Tengah Kesulitan, Teddy Yulianto Justru Buka Cabang Cut The Crab di Kaliurang, Malang dan Bali
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pandemi virus corona atau covid-19 berdampak langsung terhadap kelangsungan usaha, khususnya bisnis kuliner nasional.
Tidak terkecuali pelopor restoran mukbang, Cut The Crab.
Merosotnya bisnis selama masa pandemi covid-19 diakui Teddy Yulianto pemilik Cut The Crab terjadi sejak awal virus corona mewabah di Indonesia, tepatnya sekira Maret 2020.
Ketika itu, penjualan seluruh cabang restoran diungkapkannya menurun hingga sebesar 80 persen.
Kondisi yang berlangsung selama beberapa bulan mendatang itu katanya mulai membaik ketika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Sepanjang PSBB Transisi diterapkan, bisnis yang semula terpuruk diungkapkan Teddy mulai membaik.
"Bisnis menurun sejak pandemi, awal pandemi anjlok hingga 80 persen, tapi seiring dengan pemberlakuan PSBB transisi bisnis bertahap naik, peningkatannya sekitar 30-40 persen," ungkap Teddy ditemui di restoran Cut The Crab, Jalan Cikajang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada kamis (10/12/2020).
Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 10 Desember 2020: Melonjak 6.033, Pasien Positif Tembus 598.933
Namun lanjutnya, bisnis yang mulai merangkak naik akhirnya kembali anjlok.
Tepatnya ketika Anies Baswedan kembali menerapkan PSBB total pada bulan September 2020 lalu.
Beruntung, penjualan lewat online diungkapkan Teddy cukup stabil, sehingga bisnis tetap bertahan.
Dirinya pun tidak perlu melakukan efisiensi, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pegawainya.
"Tapi begitu ditetapkan kembali PSBB Total, bisnis kembali anjlok-sama sekali nggak ada pengunjung, penjualan cuma online sekitar 20 persen," jelas Teddy.
"Penjualan online cukup menolong," tambahnya.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Ingatkan, Kerumunan saat Tahun Baru 2021 bisa Kena Sanksi Pidana oleh Polisi

Saus Anti Corona
Meningkatnya penjualan online secara signifikan diakui Teddy terjadi sejak pandemi covid-19.
Hanya saja, berbeda dengan masa normal, masyarakat kini diakuinya lebih memilih makanan sehat.
Begitu juga dengan restoran yang menerapkan protokol kesehatan ketat.
Alasannya karena masyarakat kini lebih perhatian terhadap kesehatan, khususnya makanan yang mengandung nutrisi dalam meningkatkan daya tahan tubuh guna menangkal virus corona.
"Bisnis makanan online sekarang di masa pandemi memang sedang naik, tapi hanya makanan sehat saja," ungkap Teddy.
"Memang sejak masa pandemi ini masyarakat sekarang lebih aware dengan kesehatan, karena itu kini makanan yang ditawarkan harus lebih sehat," ungkap Teddy.
Merujuk hal tersebut, Teddy mengungkapkan kini Cut The Crab membuat saus khusus yang disebutnya anti covid-19.
Saus tersebut berisi rempah-rempah yang disempurnakan dengan bawang putih hitam.
Bawang putih berwarna hitam yang diperolehnya dari Brebes, Jawa Tengah itu dipaparkannya berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh.
Sehingga diharapkan dapat menangkal virus corona.

"Saus bawang putih hitam ini kita namakan Saus Papua, melengkapi pilihan saus sebelumnya, pertama Saus Original dan kedua Saus Lada Hitam," ungkap Teddy.
"Beda dengan dua saus sebelumnya yang pakai bawang putih, Saus Papua ini pakai bawang putih hitam yang punya khasiat meningkatkan daya tahan tubuh dan menambah stamina," jelasnya.
Melengkapi sajian saus bercita rasa nusantara itu, teddy mengungkapkan setiap porsi Cut The Crab juga ditambah dengan sejumlah sayuran, antara lain brokoli, jagung, wortel dan lainnya.
"Seafood kan kandungannya omega 3 yang bagus untuk otak, sedangkan bawang putih dan sayuran mengandung vitamin untuk daya tahan tubuh. Jadi lengkap anti corona," ungkapnya terbahak.
Peluang di tengah kesulitan
Walau resesi ekonomi serta ketidakpastian usaha masih di depan mata, Teddy mengaku optimis bisnis kuliner lokal tetap menjanjikan.
Berpegang teguh harapan tersebut, Teddy kini justru membuka tiga cabang Cut The Crab di sejumlah daerah, antara lain Kaliurang di Jawa Tengah, Malang di Jawa Timur dan Bali.
Cabang tersebut katanya melengkapi empat restoran Cut The Crab yang ada di DKI Jakarta, antara lain Kebayoran Baru di Jakarta Selatan, Pantai Indah Kapuk (PIK) dan Kelapa Gading di Jakarta Utara dan Mangga Besar, Jakarta Barat.
"Kita masih optimis, karena budaya mukbang-makan bareng-bareng itu tidak pernah akan hilang. Jadi saya optimis walaupun pandemi ini terus sampai tahun depan, bisnis tetap akan naik," ungkapnya bersemangat.
Alasan dirinya membuka cabang di tengah keterpurukan ekonomi diakuinya juga didasari peluang usaha yang menurutnya hanya terjadi di masa pandemi.
"Sejak pandemi ini banyak tempat usaha yang tutup, ini jadi peluang kita untuk masuk. Kita lihat sekarang justru punya banyak pilihan untuk pilih tempat, tempat-tempat yang ideal, strategis yang sebelumnya tidak mungkin kita tempati sekarang jadi mungkin," ungkap Teddy.
"Peluang ini yang kita coba ambil," jelasnya.
Tidak hanya itu, alasan dirinya melakukan ekspansi juga didasarkan kepada pengembangan ekonomi para nelatyan.
Mengingat seluruh kepiting dan lobster Cut The Crab berasal dari nelayan Papua dan Kendari, Sulawesi Tenggara.
Kepiting dan lobster hasil tangkapan laut itu dibelinya langsung dari nelayan.
Sehingga, apabila bisnis restoran meredup, dampaknya juga dirasakan para nelayan di Indonesia Timur itu.
"Sudah sejak awal kita kerjasama dengan nelayan di Papua dan Kendari untuk suply kepiting dan lobster. Begitu mereka dapat tangkapan dari laut, langsung kita beli," ungkap Teddy.
"Kita dorong untuk fair trade (menguntungkan), kepiting bakau ukuran 250 gram - 700 gram sampai ukuran jumbo sekitar 1-3 kilogram kita deal-deal-an langsung sama nelayannya. Jadi peningkatan ekonomi untuk mereka juga," jelasnya.