Meski Takut Cedera, 2 Pemain Afrika Ini Tetap Main di Tarkam Supaya Dapur Tetap Ngebul

Seydou Diakite dan Andreas Kossounou adalah dua pemain asing asal Afrika yang kini aktif bermain tarkam demi menjaga kondisi dan dapur tetap ngebul.

rafzanjani simanjorang
Seydou Diakite asal negara Mali (kanan) dan Andreas Kossounou dari Pantai Gading(kiri). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Seydou Diakite dan Andreas Kossounou adalah dua pemain asing asal benua Afrika yang kini aktif bermain tarkam demi menjaga kondisi dan mencari uang makan.

Keduanya sahabat karib meski berbeda negara. Seydou berasal dari Mali sedangkan Andreas dari Pantai Gading.

Baca juga: Kompetisi Liga 2 Vakum, Asisten Pelatih Perserang Mustopa Aji Terpaksa Main Tarkam

Sulitnya menembus tim Liga 1 Indonesia tak membuat keduanya patah arang.

Asa untuk membela tim-tim Liga 1 pun masih ada di lubuk hati keduanya.

Dan tarkam adalah salah satu cara bertahan. Maklum saja, tak punya klub, membuat keduanya harus memaksimalkan peluang bermain di sepak bola meskipun sekelas tarkam.

Baca juga: Sulit Dapatkan Tim, Dua Pemain Ini Rela Main Tarkam untuk Makan

Bukan tanpa risiko, di turnamen amatiran sekelas tarkam, risiko paling sering menghantui pemain adalah cidera.

"Takut cidera. Tapi kami yakin Tuhan menjaga kami dan keluarga, karena jika kami dapat uang, kami kan mengirimkannya kepada keluarga, dan ada doa dari mereka," ucap Seydou kepada Warta Kota belum lama ini.

Ada pun bermain di tarkam, bayaran yang diterima keduanya tergantung jumlah tim yang mengikuti turnamen tarkam tersebut.

Baca juga: Kisah Sedih Dua Pesepakbola Afrika di Indonesia, Sulit Tembus Tim Liga 1 Hingga Rela Main Tarkam

"Kalau jumlah peserta ada 16 tim, biasanya kami menerima bayaran kisaran Rp.800 ribu hingga Rp.1 juta satu kali pertandingan. Jika timnya 32, biasanya di atas Rp. 1 juta sekali bertanding," tambah Seydou.

Lanjutnya, jika tim yang mengundang hadir dari wilayah di luar pulau Jawa, biasanya seorang pemain dibayar di atas satu juta ke atas per pertandingan.

Bayaran biasanya naik jika tim yang dibela masuk ke babak semi final atau babak final.

"Kadang Rp. 2 juta ke atas kalau masuk fase-fase krusial," tutupnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved