Berita Nasional

Setelah Dikritik Fadli Zon Soal Baliho Habib Rizieq, Rizal Ramli Ingatkan Panglima TNI Soal Buzzer

Setelah Dikritik Fadli Zon Soal Baliho Habib Rizieq, Rizal Ramli Ingatkan Panglima TNI Soal Buzzer. Berikut Selengkapnya

Editor: Dwi Rizki
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Ekonom Rizal Ramli berbincang dengan awak Tribunnews.com terkait perkembangan ekonomi Indonesia terbaru di Kantor Redaksi Tribun Network, di Palmerah, Jakarta, Rabu (6/2/2019) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tidak hanya mendapatkan kritik dari Fadli Zon terkait aksi anggota TNI yang melakukan pencopotan baliho dukungan Habib Rizieq, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga mendapatkan kritik dari Rizal Ramli.

Pakar ekonomi sekaligus politikus Indonesia itu mengingatkan Hadi Tjahjanto agar tidak terjebak dan mengatur dinamika masyarakat sipil.

Sebab, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia itu berpendapat TNI memiliki tugas dan kewajiban yang lebh penting dalam melindungi negara.

Hal tersebut disampaikan Rizal Ramli lewat status twitternya @RamliRizal; pada Senin (23/11/2020).

Baca juga: Tolak Habib Rizieq, Banser Banten Acuhkan Pesan KH Maimun Zubair Soal NU Tidak Boleh Benci Habib

Dalam postingannnya, Rizal Ramli mengungkapkan sikap Hadi Tjahjanto selaku Panglima TNI sudah terlalu jauh menyimpang.

Sebab, dinamika masyarakat sipil bukan merupakan tugas dan kewenangan TNI. 

Baca juga: Walau Hafal Surat Yasin, Nikita Mirzani Jujur Kepingin Masuk Neraka Biar Ketemu Michael Jackson

"Mas Hadi,, Panglima TNI,, ini mah sudah kejauhan," jelas Rizal Ramli menautkan pemberitaan Kompas.com.

"Bukan tugas TNI ngatur dinamika masyarakat sipil. TNI perlu siapkan counter cyber war, untuk hadapi ancaman perang cyber dari negara2 lain. Bukan cawe2 urusan sipil,, aya2 wae (ada-ada aja) Mas Hadi," jelasnya.

Panglima TNI Akui Medsos Alat Propaganda

Dikutip dari Kompas.com, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, media sosial memiliki peranan penting dalam menciptakan propaganda sebuah bangsa.

"Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus akui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda," kata Hadi dalam Webinar bertajuk 'Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya' pada Sabtu (21/11/2020).

"Dengan penggunaan dan jangkauan yang luas, medsos bisa digunakan efektif untuk perang informasi dan perang ideologi," tambahnya.

Baca juga: Operasikan Dua Armada Barakuda, Polisi Banjiri Markas FPI dan Habib Rizieq dengan Cairan Disinfektan

Dalam pemaparannya, ia mengatakan, beberapa fitur di medsos seperti hastag atau tagar dan trending topic mampu membuat informasi lebih cepat diterima masyarakat.

Namun, ia mengkhawatirkan jika informasi yang disebar dengan cepat itu merupakan isu sensitif.

Menurutnya, hal tersebut bisa menimbulkan provokasi di masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved