Berita Internasional
Tujuh Orang Tewas Setelah Menenggak Hand Sanitizer Metanol 69 Persen, Dua Orang Diantaranya Kritis
Sebanyak tujuh orang tewas setelah menenggak hand sanitizer mengandung 69 persen metanol.
Kimia jenis ini berbahaya karena mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun.
Mengonsumsi metanol bisa menyebabkan kematian.
Peringatan FDA
Seperti diberitakan newsweek.com, tiga orang di New Mexico, Amerika Serikat, meninggal dan satu menjadi buta permanen setelah minum pembersih tangan.
Departemen Kesehatan New Mexico merilis pernyataan pada hari Jumat yang menunjukkan bahwa tiga dari tujuh orang yang menelan cairan itu meninggal karena keracunan metanol.
Mereka menenggak hand sanitizer pada bulan Mei 2020 dan satu di antaranya masih dalam kondisi kritis.
Kathy Kunkel, Sekretaris Departemen Kesehatan Negara Bagian New Mexico, mengatakan bahwa mereka yang telah mengkonsumsi atau mencerna pembersih tangan yang mengandung metanol harus "mencari perawatan medis segera."
"Penangkal keracunan metanol tersedia dan semakin cepat seseorang dirawat karena keracunan metanol semakin baik peluang untuk sembuh," kata Kunkel.
Newsweek menghubungi Departemen Kesehatan New Mexico untuk memberikan komentar, tetapi tidak menerima tanggapan pada waktunya untuk publikasi.
Berita itu muncul beberapa hari setelah Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) Amerika Serikat menyarankan masyarakat untuk tidak menggunakan pembersih tangan tertentu yang diproduksi di Meksiko.
Hal itu karena produk tersebut mengandung metanol.
Beberapa produk yang diuji oleh FDA mengandung 81 persen metanol yang, menurut badan tersebut, "bukan bahan yang dapat diterima untuk pembersih tangan dan tidak boleh digunakan karena efek toksiknya."
"Konsumen yang telah terpapar pembersih tangan yang mengandung metanol harus mencari pengobatan segera," kata pejabat FDA.
Menurut FDA, paparan metanol substansial dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, penglihatan kabur, kebutaan permanen, kejang-kejang, koma, kerusakan permanen pada sistem saraf atau kematian.
FDA menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi produk-produk ini, termasuk orang yang menggunakannya sebagai pengganti etanol, bahan utama dalam minuman beralkohol, paling berisiko mengalami keracunan metanol.