Atlet Perbakin
Efram Reinaldo Atlet Perbakin Kota Tangerang Ternyata Pernah Ditipu, Ini Pengalamannya
Efram Reinaldo, atlet Perbakin (Persatuan Menembak dan Berburu) KONI Kota Tangerang, memiliki sederet prestasi. Namun, dia ternyata pernah tertipu.
Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Efram Reinaldo, atlet Perbakin (Persatuan Menembak dan Berburu) KONI Kota Tangerang, memiliki sederet prestasi. Namun, dia ternyata pernah tertipu.
Efram pernah juara satu benchrest 25 meter di Danyonif 7 tahun 2020, Lampung, juara tiga Babinsa shooting championship 2020 di Senayan, Jakarta, juara satu bencrest 41 meter Danjenkopassus tahun 2019 di Solo, juara satu Yonarmed 13 Kostrad di Sukabumi tahun 2019 dan banyak lagi.
Namun, sebelum menjadi atlet, Efram punya pengalaman tak mengenakan.

Ini terjadi tahun 2016 silam, dimana dirinya memesan sebuah senapan angin buatan lokal asal Bandung, Jawa Barat seharga Rp 7 juta untuk hobinya berburu.
"Itu senapan pertama saya, namanya Marauder dan saya beli dari uang tabungan untuk nikah. Ya memang tetap saya ganti sih," ujarnya kepada Warta Kota di Stadion Sport Center, Kelapa Dua, Tangerang, Jumat (20/11/2020).
Bukan tentang menggunakan uang nikah, tapi Efram ditipu oleh penjual. Di mana kala itu dirinya membeli secara online dan diiming-imingi tentang kualitas dari senapan tersebut.
Terkesan dari bentuknya yang menawan, total ia mengeluarkan uang sekitar Rp 11 juta untuk senapan, meski ia mengakui tak tahu betul spesifikasi senapan tersebut.

Ia pun tahu dirinya tertipu saat bergabung dengan grup komunitas penembak.
"Harga senapan itu ternyata hanya empat jutaan rupiah. Saya juga ditipu di tabungnya. Saya pesan tabung scuba harga tiga jutaan rupiah, yang datang justru tabung oksigen rumah sakit yang harganya sejutaan. Itu orang gila yang jual," ucap atlet yang bermain di kaliber 177 ini sembari tertawa.
Sudah tertipu, dirinya pun menanggung malu akibat diejek oleh teman-temannya di grup komunitas penembak.
"Katanya akurasi senapan itu satu lubang. '100 meter satu lubang'. Saya dulu tidak mengerti dan percaya saja apa kata penjual," tuturnya.

Di komunitas ia mengandalkan informasi penjual perihal spesifikasi senapannya yang berlaras Lw. Senapan Lw miliknya disebut akurat jarak 100 meter.
"Kami ngobrol di komunitas. Saya jelasin senapan laras Lw saya akurat di 100 meter. Teman komunitas menyahut bahwa senapan laras Lw nya tak lagi akurat di jarak 30-40 meter. Mereka nanya Lw senapan saya dari mana, saya jawab dari Jerman. Pokoknya saya diejek habis-habisan karena si penjual itu beri informasi salah. Mereka pun menjelaskannya," tutur Efram.
Meski menanggung malu, Efram tetap menikmati hobinya sembari terus menggali informasi tentang kebenaran spesifikasi senapan angin, hingga akhirnya dirinya masuk menjadi atlet Perbakin dan mengerti banyak tentang spesifikasi senapan angin.
