Musik
Pekerja Seni Terimbas Pagebluk Covid-19, Ini yang Dilakukan Addie MS, Dino Hamid dan Bayu Randu
Buat pekerja seni dan entertainment, tidak ada lagi jadwal manggung, berarti berimbas ke artis, band pengiring sampai ke pekerja belakang panggung.
Penulis: Irwan Wahyu Kintoko | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Setelah dunia dilanda pandemi Covid-19, industri entertainment paling terasa efeknya.
Buat pekerja seni dan entertainment tidak ada lagi jadwal manggung, berarti efeknya berimbas mulai artis, band pengiring sampai ke pekerja belakang panggung.
Menyadari hal itu, Federasi Serikat Musik Indonesia (Fesmi) yang dipimpin Candra Darusman menggelar webinar virtual #DIKSI07, Episode Orkestra, Produksi Live Streaming, Ticketing dan Sponsorship.
Baca juga: Musisi dan Pekerja Musik Sebaiknya Punya Organisasi, Candra Darusman: Bisa Menjadi Pressure Groups
Baca juga: Banyak Orang Jadi Penyanyi Cover Lagu, Candra Darusman: Jangan Takut Bernyanyi, Tapi Lihat Rambunya
Konduktor Twilite Orchestra Addie MS mengatakan, gebukan pagebluk yang diterima musisi sangat terasa.
Pukulan berat ini yang dirasakan Addie MS sebagai orang nomor satu di Twilite Orkestra yang banyak memakai jasa para pemain orkestra yang jumlahnya bisa puluhan sampai ratusan orang sekali tampil.
Addie MS merasakan beratnya para pemain orkestra di tengah serangan pandemi ini.

Inilah yang membuat Addie MS resah dan galau memikirkan para pemain orkestranya yang kebanyakan menggantungkan rezekinya hanya dari bermain musik orkestra.
"Awal pandemi saya benar-benar galau dan resah. Bagaimana para pemain orkestra saya ini bisa makan dan menghidupi keluarganya sehari-hari," kata Addie MS.
Addie MS kemudian menghubungi para pemain orkestra untuk merekam partitur yang diberikannya.
Baca juga: Tak Suka Jadi Pianis, Addie MS Pilih Jadi Konduktor Orkestra sebagai Profesi
Baca juga: Cerita Addie MS Tak Mendapat Restu Orang Tua saat Ingin Menjadi Konduktor Musik
"Saya pilah-pilah di komputer saya di rumah, dan saya belajar final cut pro, edit di komputer. Maka jadilah rekaman orkestra dari para pemain ini yang sama sekali tak dibayar," kata Addie MS.
"Saya kirimkan ke beberapa pengusaha, dan mereka simpati akhirnya mereka tergerak memberi donasi untuk teman-teman orkestra dan pekerja seni lainnya," lanjutnya.
Langkah awal proyek sederhana ini membuat Addie MS memberanikan diri untuk membuat konser orkestra virtual, diikuti acara penggalangan dana Twilite Orchestra.

"Yang penting dunia entertainment bisa bergerak lagi dan itu bisa menghidupkan sektor-sektor bisnis lain yang tadinya mati suri," kata Addie MS.
Dino Hamid, CEO Berlian Entertainment yang sukses menggelar konser Drive in Concert, mengatakan, ide membuat konser drive ini muncul sebulan setelah covid resmi masuk Indonesia.
Sebelum ada konser drive in di luar negeri, Dino Hamid sudah mematangkan ide itu bersama timnya di Berlian Entertaiment.
Baca juga: Saat Membuat Konser Dua Penyanyi Kondang Ini, Dino Hamid Jual Tiket hingga Rp 25 Juta, Siapa Mereka?
Baca juga: Saat Coldplay dan Band U2 Siap Manggung di Indonesia, Dino Hamid: Stadion Utama GBK Sedang Dipakai
Hal yang membuat Dino Hamid deg-degan adalah bukan persiapan konser tapi setelah konser.
Dino Hamid harus memantau bersama satgas safety planet, nama satgas kesehatannya, untuk mengawasi orang-orang yang terlibat di dalamnya, apakah ada yang kena covid.
Dino Hamid merasa bangga bahwa konser drive in ini ditonton banyak orang secara virtual di luar negeri, seperti London, Los Angeles, Singapura, Kuala Lumpur dan beberapa negara lainnya.
Teknologi Semakin Canggih
Selain juga ditulis beberapa media online dari Amerika dan Singapore.
"Di era pandemi ini kita harus mengeluarkan anggaran 30 persen untuk bujet protokol kesehatan, seperti rapid dan swab test. Anggaran ini dulu tidak pernah ada," kata Dino Hamid.
Baca juga: Bukan Bermusik dan Menjadi Vokalis Band Terkenal, Ini Cita-cita Masa Kecil Rian Ekky Pradipta
Baca juga: Tertarik Jadi Konten Kreator Musik yang Bisa Menyedot Perhatian Publik, Simak Tips Ini Supaya Sukses
Tidak jauh berbeda dengan Addie MS dan Dini Hamid, Bayu Randu yang banyak berkecimpung di dunia penyiaran virtual ini, mengatakan, adanya pandemi Covid-19 membuat berganti arah ke media online.
Konser offline jadi konser online dan hybrid. Beberapa teknologi alat dan software juga sudah sangat mendukung sekarang ini.
Baca juga: Live Streaming 14 Jam, Prambanan Jazz Festival 2020 Jadi Konser Musik Live dengan Durasi Terpanjang
Baca juga: Beraksi di Prambanan Jazz Virtual Festival 2020, Andmesh Kamaleng Obati Rindu Para Pecinta Musik
Bayu Randu yang menggawangi acara Halaman Musik Rieka Ruslan dan Musicblast.id mengatakan, teknologi live streaming yang sekarang ada akan semakin canggih ke depannya.
Menyikapi soal sponsor di saat pandemi, Bayu Randu sepakat dengan Dino Hamid untuk membuat proposal semenarik mungkin dan acara yang ditawarkan ke sponsor harus kuat dan unik secara konsep.