Virus Corona Jabodetabek

Kisah Bima Arya Sugiarto Saat Berada di Titik Nadir, Bagian Pertama: Mimpi Bertemu Orangtua

Tak hanya itu, pria kelahiran Bogor, 17 Desember 1972 terlihat berwibawa dengan seragam Aparatur Sipil Negara (ASN).

Penulis: Dodi Hasanuddin | Editor: Dodi Hasanuddin
Wartakotalive.com/Dodi Hasanuddin
Wakil Direktur Tribun Network, Domu D Ambarita, bersilaturahmi dengan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto. 

WARTAKOTALIVE.COM, BOGOR - Pembawaannya tenang dan bersahaja. Begitulah gambaran Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto saat Warta Kota bersilaturahmi dengannya di Gedung Balai Kota Bogor pada awal Oktober 2020.

Tak hanya itu, pria kelahiran Bogor, 17 Desember 1972 terlihat berwibawa dengan seragam Aparatur Sipil Negara (ASN).

Tak harus menunggu lama untuk berbincang santai tapi padat dengan politisi PAN tersebut. Ditemani Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bogor, Rahmat Hidayat, Warta Kota kemudian masuk ke ruang utama Balai Kota Depok.

Terlibat kursi kayu kuno di ruangan tersebut. Sepintas ruangan tersebut bak ruangan-ruangan yang ada di Istana Bogor.

Memang Gedung Balai Kota Bogor adalah bangunan bersejarah. Gedung yang berada di jalan H Juanda, Pabaton, Bogor Tengah itu memang dibangun pada zaman Belanda, yakni pada tahun 1868.

Warta Kota kemudian membuka pembicaraan dan obrolan santai pun kemudian mengalir. 

Salah satu obrolan santai yang membuat terenyuh adalah saat Bima Arya menceritakan tentang dirinya positif Covid-19.

Bapak dua anak ini harus menjalani swab test lantaran menjalankan tugas ke Turki bersama lima stafnya. 

Bima menjalani swab test pada Selasa 17 Maret 2020. Dua hari kemudian atau pada Kamis 19 Maret 2020 hasilnya keluar.

Hasilnya menyatakan Bima Arya positif Covid-19. Kondisi tersebut membuatnya harus menjalani isolasi selama 14 hari di RSUD Kota Bogor.

Alumni Universitas Parahyangan tersebut memilih RSUD Kota Bogor, karena rumah sakit tersebut telah ditetapkan sebagai rumah sakit perawatan pasien Covid-19.

Bima menyatakan bahwa selama di isolasi ia tak bisa tidur. Ia hanya bisa tidur beberapa jam.

Saat berada di isolasi di RSUD Kota Bogor, Bima Arya mengakui alami ketakutan. Ia berada di titik nadir atau titik terendah.

Hal yang terpikirkannya adalah tak bisa berjumpa dengan istrinya dan anak-anaknya tercinta,  Yane Ardian dan kedua anaknya bernama Kinaura Maisha dan Kenatra Mahesha.

"Saya alami ketakutan. Saat itu saya berada di titik terendah. Saya kira semua orang yang terpapar Covid-19 pasti berpikiran akan sampai di ujung. Jadi saya pikir segala sesuatu dapat terjadi," kata Bima Arya.

Menurut Bima Arya, dalam kondisi tersebut setiap malam ia bermimpi bertemu dengan kedua orangtuanya.

Ayahnya, Toni Sugiarto, seorang perwira polisi, dan ibunya bernama Melinda Susilarini.

Baca juga: Bima Arya Panen Madu Hasil Budidaya Dinas Ketahanan Pangan Kota Bogor

Baca juga: Atlet Karate Cilik asal Kota Bogor Juara Dunia di Okinawa E-Tournament World Serie 1 Jepang

Dalam mimpi tersebut ia berdialog dengan sang ayah yang meninggal dunia saat Bima berusia 24 tahun. Sedangkan ibu wafat saat dia pertama kali maju sebagai calon Wali Kota Bogor.

"Di mimpi itu kembali ke masa lalu. Jalan-jalan bersama orangtua. Kami lebih banyak dialog, dialog yang membesarkan hati. Di mimpi itu sesuatu yang membahagiakan. Bapak selalu muncul, karena memang idola saya," tutur Bima Arya.

Setelah satu minggu menjalani perawatan Covid-19 di RSUD Kota Bogor kondisinya mulai membaik.

Sebab, ia diberikan beberapa obat seperti obat demam, obat mual, dan vitamin, dan antivirus. Selain itu, ia juga berolahraga.

Pada pekan kedua kondisi trombositnya sudah normal dan imun pun turut naik.

Wali Kota Bogor itu pun sudah dinyatakan sehat dan meninggalkan RSUD Kota Bogor pada Sabtu 11 April 2020.

Bima kemudian diminta isolasi mandiri di rumah.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved