Berita Daerah
Benarkah Api Abadi Mrapen Padam Akibat Penggalian? Berikut Penjelasan Ahlinya
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menaruh perhatian khusus soal padamnya api abadi Mrapen di Desa Manggarma
Sementara Kepala Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan Teguh Yudi Pristiyanto mengaku telah melakukan pengecekan ke lokasi pada Rabu (30/9/2020) lalu.
Hasil pengecekan sementara tidak terdapat gas yang keluar dari lubang api. Diketahui, nyala api abadi Mrapen bersumber dari gas alam yang menyembur di titik tersebut.
Namun, belum diketahui penyebab pasti padamnya api abadi, dugaan sementara ialah adanya aktivitas pengeboran sumur oleh warga yang sempat menyemburkan air bercampur gas setinggi 25 meter.
Bisa Dipulihkan
Menurut Sinung, ada beberapa opsi untuk memulihkan sumber api abadi. Tapi memerlukan kajian teknis yang matang. Salah satunya dengan mencari sumber gas baru di dekat lokasi saat ini.
Terpisah, Pejabat sementara (Pjs) Bupati Grobogan Haerudin, menambahkan akan ada upaya percepatan agar api abadi kembali menyala. Dia mengungkap perlu kajian mendalam terkait upaya tersebut.
"Tadi saya sudah ke sana meninjau lokasi. Yang paling logis yakni mencari sumber gas baru yang kemudian nanti disalurkan ke titik lokasi Api Abadi Mrapen. Tapi itu teknis banget, perlu kajian dan perhitungan yang matang," kata Haerudin.

Dosen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Sarju Winardi menjelaskan adanya Api Abadi Mrapen karena ada sumber gas dan jalur keluar.
Menurutnya fenomena padamnya Api Abadi Mrapen ini bisa terjadi karena beberapa hal.
"Matinya itu bisa mungkin gasnya habis atau jalur keluarnya ada masalah. Masalah itu bisa tersumbat atau karena ada berpindah jalur oleh patahan atau aktivitas pengeboran sehingga dia (gas) berpindah jalur," kata Sarju.
Api abadi Mrapen bisa saja dihidupkan lagi, imbuh Sarju, dengan mengetahui mengetahui jalur keluar gas secara presisi.
"Kita harus tahu kondisi jalur keluar (gas) arahnya dan sumbernya selama ini kita belum mendapatkan gambarannya secara presisi. Jadi kalau misalkan mau dihidupkan lagi secara manual, secara buatan, memungkinkan kalau kita tahu jalur keluarnya secara presisi kemudian sumber gasnya ada," jelasnya.
Untuk diketahui, Api Abadi Mrapen ini kerap menjadi sumber api obor beberapa acara nasional dan internasional.
Misalnya saja, pesta olahraga internasional Ganefo pada 1 November 1963, dengan jumlah peserta 2.700 atlet dari 51 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin.
Kemudian Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI 23 Agustus 1996. Setiap tahun, api abadi dari Mrapen ini juga digunakan untuk obor upacara Hari Raya Waisak bagi umat Buddha.