Sport

Kapten Persija Jakarta Andritany Ardhiyasa Beberkan Dampak Negatif Akibat Liga 1 2020 Ditunda

Andritany menila,i saat kompetisi sepakbola Indonesia ditunda atau dihentikan maka akan banyak masalah muncul.

Penulis: Wahyu Septiana |
Apparel Juara
Kiper Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kiper tim Persija Jakarta Andritany Ardhiyasa turut buka suara menanggapi penundaan kompetisi sepakbola Indonesia Liga 1 2020.

Andritany menilai, saat kompetisi sepakbola Indonesia ditunda atau dihentikan maka akan banyak masalah muncul.

"Kalau liga ini tidak bisa berjalan jadi simalakama dan dilema. Ketika liga berjalan ada potensi klaster penyebaran virus baru," kata Andritany seperti dikutip dari podcast pribadinya.

"Tapi kalau liga tidak berjalan akan ada masalah baru," ucapnya lagi.

Pesepakbola yang juga menjabat kapten Persija Jakarta itu mengatakan, banyak pihak yang menggantungkan hidup dari sepakbola.

PSSI Perjuangkan Liga 1 dan Liga 2 Tetap Dilaksanakan Tahun Ini

Bukan hanya pemain, tapi juga masyarakat umum sangat mengharapkan kompetisi sepakbola di Indonesia kembali dilanjutkan.

Jika harus ditunda atau dihentikan, maka bisa membuat seluruh sektor terkena dampaknya.

"Banyak masalah karena liga tidak jalan. Bukan ratusan, ada ribuan orang yang bergantung dengan industri sepak bola ini," ujar Andritany.

Permasalahan baru akan muncul jika nantinya kompetisi sepakbola ini tidak dapat bergulir lagi.

"Pemain pasti kena, wasit juga, official, perangkat pertandingan, broadcast, dan lain-lain. Mereka menggantungkan hidup dari sepakbola."

"Jika sepakbola tidak jalan akan menjadi sebuah masalah baru," katanya.

Kiper yang akrab disapa Bagol itu menyebut, penyelenggaraan kompetisi Liga 1 2020 bisa mendongkrak perekonomian masyarakat di Indonesia.

Semua sektor akan terpengaruh saat roda kompetisi sepakbola sudah berjalan normal.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan Yakin Liga 1 dan Liga 2 Bisa Digelar

"Harus kita akui juga jika liga jalan lagi pasti ekonomi Indonesia akan sedikit terdongkrak. Karena hotel banyak digunakan, bus juga kepake. Banyak sektor yang akan terdampak dari bergulirnya liga," ujarnya.

Sebelumnya, PSSI berusaha memperjuangkan agar kompetisi sepakbola di Indonesia bisa bergulir kembali pada tahun 2020 ini.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, mempunyai alasan kuat pihaknya ngotot melanjutkan kompetisi Liga 1 dan Liga 2.

Namun, akhirnya PSSI memutuskan untuk menunda kompetisi sepakbola saat segala persiapan sudah dilakukan.

Padahal, negara lain di Asia Tenggara seperti  Malaysia dan Thailand sudah mulai menggerakkan  roda kompetisi sepakbola.

Selain itu, jika harus menghentikan kompetisi sepakbola di tengah jalan bisa berimbas pada nasib Timnas Indonesia saat berlaga di ajang internasional.

Indonesia saat ini akan menjadi tuan rumah kejuaraan bergengsi dan paling tinggi di jagat sepakbola yakni Piala Dunia U-20 2021.

Polri Pastikan Sudah Kordinasi dengan PSSI untuk Tak Berikan Izin Keramaian

Menurut Iriawan, ketika Indonesia menunda kompetisi sepakbola, maka Timnas Indonesia bisa dipandang sebelah mata oleh negara di Asia atau Dunia.

"Kita tahu apabila kompetisi ini tidak berlanjut akan kehilangan 1 generasi kompetisi," kata Iriawan.

"Timnas tidak bisa ikuti di ajang FIFA dan AFC. Indonesia juga bisa dipandang tidak baik oleh FIFA dan AFC," katanya lagi.

Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu mengatakan, kompetisi Liga 1 dan Liga 2 masih sangat memungkinkan jika dilangsungkan pada November 2020.

Pelaksanaa Liga 1 jika dilaksanakan  November 2020 akan bisa selesai pada Maret 2021.

"Apabila memungkinkan, jika Liga 1 dan Liga 2 dimulai lagi bulan November akan selesai pada bulan Maret sehingga masih ada waktu untuk berkompetisi," ujar Iriawan.

Liga 1 dan Liga 2 Ditunda, PSSI dan PT LIB Segera Temui Tim yang Sudah Berada di Pulau Jawa

Namun berbeda jika PSSI memaksakan untuk menggulirkan kompetisi pada Desember 2020 atau Januari 2021.

Waktu tersebut sangat mepet dengan agenda lainyang akan dilakukan Indonesia pada tahun 2021.

Pada April 2021, umat muslim di Indonesia sudah mulai memasuki bulan puasa Ramadan.

Hal itu sangat tidak memungkinkan PSSI  memaksakan kompetisi Liga 1 tetap berlanjut.

Begitu juga pada Maret dan Juni 2021, Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20.

"Kalau dilanjutkan Desember atau Januari 2021, sulit bagi PT Liga Indonesia Baru untuk memutar kompetisi."

"Sebab, April sudah memasuki bulan puasa dan Mei-Juni kita akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20," ujarnya.

PSSI Susun Rencana TC di Luar Negeri, Pemain Timnas U-19 Diminta Tidak Pulang ke Indonesia

Iriawan mengatakan, jika PSSI memutuskan untuk menghentikan kompetisi tahun ini dan memulai baru lagi tahun depan akan berdampak dengan keikutsertaan di ajang internasional.

Tim Nasional maupun klub sepakbola Indonesia akan sulit mengikuti agenda yang akan diselenggarakan FIFA maupun AFC.

"Jadi kalau dipaksakan pun pada bulan Agustus 2021. Tetapi, itu juga sulit bagi PSSI dan klub-klub Liga 1 untuk mengikuti agenda FIFA dan AFC," ujar Iriawan.

Sebelumnya, PSSI mengabarkan bahwa kompetisi sepak bola Liga 1 dan Liga 2 ditunda pelaksanaannya karena tidak mendapat izin kegiatan dari kepolisian.

Salah satu pertimbangan penundaan kompetisi karena penyebaran virus corona atau Covid-19 masih tinggi terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Selain itu, Polri sudah mengeluarkan maklumat tidak akan memberikan izin keramaian kepada semua tingkatan dalam kegiatan apa pun.

Sejatinya, kompetisi sepak bola Liga 1 akan bergulir pada 1 Oktober 2020 hingga Februari 2021. Sedangkan, Liga 2 dijadwalkan dimulai pada 17 Oktober 2020.

PSSI memutuskan melakukan penundaan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 sampai satu bulan ke depan atau hingga November 2020.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved