Sepakbola Indonesia

Mantan Bek Persija Jelaskan Dampak Negatif Tingginya Market Value Pesepak Bola Usia Muda

Mantan Bek Persija Jelaskan Dampak Negatif Tingginya Market Value Pesepak Bola Usia Muda. Simak selengkapnya dalam berita ini.

Penulis: RafzanjaniSimanjorang |
Istimewa
Aris Indarto, mantan pemain Persija Jakarta dan Timnas Indonesia 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Jendela transfer sepak bola Indonesia sekarang berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya. Khususnya pada nilai pasar pemain muda yang begitu mencolok.

Sebut saja Evan Dimas yang direkrut Persija beberapa waktu lalu yang dilaporkan senilai 5,2 Miliar rupiah, bek Bali United, Ricky Fajrin senilai 4,8 Miliar, Febri Hariadi senilai 5,9 Miliar dan masih ada pemain lainnya.

Harga tinggi pemain lokal Indonesia meskipun masih berusia muda ternyata mampu membawa dampak positif maupun negatif.

Hal ini dikatakan oleh mantan bek tengah Persija, Aris Indarto.

Pandemi Virus Corona Membentuk Kebiasaan Baru di Persita Tangerang

"Positifnya, dengan dihargai tinggi otomatis si pemain dapat merubah kesejahteraannya," buka Aris yang kini memegang lisensi B AFC kepada Warta Kota belum lama ini.

Ada pun dampak negatifnya adalah, nilai tinggi mampu membuat pemain terlalu percaya diri dan lupa meningkatkan kualitasnya.

Jika hal itu berlanjut, Aris menjelaskan dapat membuat permasalahan baru di pemain nantinya.

"Pasti semua bertanya-tanya apakah benar si pemain dihargai semahal itu?, dan mengapa harganya mahal namun tak sesuai ekspektasi?, ini yang membuat ketidakpercayaan akan harga tranfer itu lagi," tutup pria kelahiran Sragen, Jawa Tengah 23 Februari 1978 ini.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved