Catatan Ilham Bintang

WASIAT Jakob Oetama yang Belum Banyak Diketahui, Tambahkan Konsep I dalam Rumus Berita 5W + 1H

Jakob Oetama mewarisi konsep I dalam penulisan berita, menambahkan konsep 5 W 1 h, supaya pers tidak jadi pemantik kerusakan bangsa.

Editor: Suprapto
Kompas.id
Jakob Oetama mewarisi konsep I dalam penulisan berita, menambahkan konsep 5 W 1 h. Foto: Dua tokoh pers nasional, Jakob Oetama dan Rosihan Anwar. Jakob Oetama yang lahir di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 27 September 1931 dan meninggal dunia di Jakarta, 9 September 2020. 

* Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama meninggal Rabu, 9 September 2020 pk 13:05

* Peninggalan Jakob Oetama terkait Pemberitaan 5 W + 1 H + 1 I

Catatan Ilham Bintang

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Memang sudah cukup lama Pak Jakob Oetama (JO) mengurangi aktivitas sosialnya karena alasan kesehatan.

Masuk kantor hanya untuk beberapa jam. Terima tamu dibatasi. Sementara hadiri undangan sudah lama tidak dilakukan.

Kesehatan beliau menurun karena uzur beberapa tahun terakhir. Tapi, toh berita kepergiannya menghadap Sang Pencipta tetap mengejutkan. Kita merasakan ia pergi terlalu cepat.

Padahal, ada banyak harapan tertumpang di pundaknya.

Tokoh pers itu menghembuskan nafas terakhir Rabu (9/9) pukul 13.05 dalam usia kurang 20 hari 89 tahun. ( lahir 29 September 1931) Ia meninggal di RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara setelah dirawat beberapa hari di sana.

Jakob Oetama Sering Tanyakan Wartawan yang Belum Mempunyai Rumah

Jusuf Kalla Akan Lepas Jenazah Bapak Jakob Oetama di Taman Makam Pahlawan Kalibata

Indonesia kehilangan Pak JO. Kehilangan harapannya. Kehilangan kecemasannya. Persis seperti yang diucapkan Presiden Jokowi.

Pak JO bukan hanya pemimpin group media yang sukses dan tokoh besar pers Nasional, tetapi almarhum salah satu guru bangsa Indonesia.

Saya tidak akan menguraikan lagi perjalanan panjang Pak JO dan kecintaannnya pada bangsa, yang sudah diketahui banyak orang.

Unsur I dalam Rumus Berita

Lebih 40 tahun saya mengenal Pak JO. Dihitung sejak perkenalan pertama sebagai peserta didik, pada program KLW (Karya Latihan Wartawan ) PWI pada tahun 1977.

Ia menatar untuk mata pelajaran Etika Pers. Bersama sahabat kentalnya almarhum Rosihan Anwar, almarhum P Swantoro, Pak JO aktif mengajar ratusan wartawan dalam program penataran PWI itu.

Usia tiga pendekar masa itu masih di bawah 50 tahun, masih amat segar. Pak JO sudah tokoh besar wartawan dan penerbit media sukses.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved