Liga 1
Tanggapan Aditya Putra Setelah Bus Persikabo 1973 Dilempari Batu, Usai Laga Kontra Persib Bandung
Aditya Putra Dewa berpendapat pelaku pelemparan batu ke bus tim Persikabo 1973 bukan pencinta sepak bola.
Penulis: Yudistira Wanne |
WARTAKOTALIVE.COM. CITEUREUP -- Pemain belakang Persikabo 1973, Aditya Putra Dewa, menganggap insiden pelemparan bus tim Persikabo 1973, Sabtu (6/9) malam, sebagai aksi tak terpuji sekelompok massa tak bertanggung jawab.
Para pelaku disebutnya bukan pencinta sepak bola yang murni
Bus tim Laskar Padjajaran, julukan Persikabo 1973, dilempari batu dan gelas berisi kopi, seusai berlaga melawan Persib Bandung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
Pertandingan itu adalah laga uji coba kedia tim, sebelum kembali berlaga di kompetisi Liga 1 2020.
"Kalau menurut saya sih ini cuma segelintir orang yang tidak bertanggung jawab, yang melakukan hal yang tidak terpuji tersebut," ujarnya pada Minggu (6/9/2020).
Lebih lanjut Aditya menegaskan, para pelaku pelemparan bukan murni pencinta sepak bola di Tanah Air.
"Saya yakin semua suporter di Indonesia saat ini sudah dewasa, dan ingin sekali berkontribusi membangun sepak bola Indonesia jadi lebih baik ke depannya," katanya.
Aditya berharap agar kejadian serupa tidak terulang kepada pihak manapun, terlebih pemain, tim pelatih, dan ofisial sebab mereka hanya bertugas menjalankan profesi sebagai seorang atlet profesional.
"Harapannya sih semua bisa bersatu agar sepak bola kita, mau klubnya maupun suporternya, bisa merasa memiliki sepak bola Indonesia. Supaya tercipta sepak bola yang bisa dinikmati bersama-sama," katanya.
Tahun lalu
Insiden pelemparan benda ke bus tim Persikabo 1973 ini mengingatkan kepada insiden serupa, sekitar setahun yang lalu.
Pada tanggal 14 September 2019, bus tim Persib Bandung terkena lemparan batu dari kelompok tak dikenal, menjelang Gerbang Tol Sentul.
Ketika itu skuad Maung Bandung, julukan Persib, baru saja melakoni laga kontra PS Tira Persikabo (nama lama Persikano 1973).
Akibatnya dua pemain Persib, Omid Nazari dan Febri Haryadi terluka di bagian pelipis masing-masing.

Rivalitas tanpa kekerasan