Pengelolaan Sampah

Safari TOSS JTE, Kolaborasi Institusi Ajak Masyarakat Olah Sampah Menjadi Energi Kerakyatan

Kegiatan ini merupakan kolaborasi GCB dan perusahaan rintisancomestoarra.com bersama PT PLN, PT Indonesia Power, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Istimewa
Arief Noerhidayat, Founder comestoarra.com, memperagakan cara mengolah sampah menjadi pelet dan dikonversi menjadi syntetic gas melalui teknologi mini gasifikasi buatan dalam negeri sebagai substitusi solar/bensin untuk listrik kerakyatan. 

Keberhasilan implementasi TOSS dimulai ketika Dr. Ir. Supriadi Legino (saat itu menjabat sebagai ketua STT PLN) bersama Arief Noerhidayat, S.I.Kom. MSc dan didukung langsung oleh penemu proses peuyeumisasi, Ir. Sonny DS melakukan, melakukan uji coba penelitian bekerjasama dengan PT PLN (Persero) dan PT Indonesia Power di kabupaten Klungkung, Bali pada periode Agustus 2017 – Desember 2018.

Menurut Supriadi (2020). hasil dari uji coba penelitian bersama tersebut adalah:

1. TOSS yang didesain sebagai solusi sampah skala desa/kelurahan, terbukti bisa dimanfaatkan sebagai energi alternatif (thermal dan listrik) yang diproses oleh rakyat setempat

2. Produk TOSS berupa pelet sampah memiliki nilai kalor sekitar 3000 kcal/kg bahkan ada yang bisa mencapai 4000 kcal/kg, dapat dikonversi menjadi syntetic gas melalui metoda gasifikasi untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga disel (PLTD).

Syntetic gas tersebut membuka peluang untuk digunakan sebagai substitusi bahan bakar solar dan/atau gas sehingga merupakan potensi besar untuk menurunkan Biaya pokok produksi pembangkitan listrik.

3. Dalam perkembangan dan penelitian lebih lanjut, produk TOSS berupa pelet atau briket mampu digunakan sebagai bahan baku co-firing 1-5 persen yaitu campuran batu bara pada PLTU yang hingga saat ini telah dilakukan di PLTU Jeranjang, Lombok dan PLTU Lontar, Tanggerang bekerjasama dengan PT Indonesia POwer

Nilai luhur

TOSS juga memiliki nilai luhur bagi perusahaan dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan karena memberikan manfaat lingkungan dan sosial yang tinggi.

Selain dapat mengurangi penggunaan energi fosil, TOSS juga bisa menjadi solusi permasalahan sampah yang saat ini telah menjadi masalah kritis karena terbatasnya kapasitas TPA.

Hal ini merupakan kontribusi besar untuk mengurangi emisi Green House Gasses (GHG) atau gas rumah kaca (GRK) karena berkurangnya gas methan yang berasal dari tumpukan sampah di TPA.

Dari sisi sosial, model TOSS yang memberdayakan masyarakat sekitar, dapat memberikan lapangan kerja serta berkomitmen pada energi ramah lingkungan.

Atas dasar inilah maka PT Indonesia Power meraih Proper Emas pada 2018 dan 2019 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Selain itu, melalui TOSS, pemerintah kabupaten Klungkung mendapatkan penghargaan top 40 inovasi kebijakan publik dari kementerian PAN-RB pada 2018.

Kedua penghargaan tersebut merupakan pengakuan resmi atas keberhasilan program TOSS yang merupakan karya anak bangsa yang menggunakan hampir sepenuhnya peralatan dalam negeri.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved