Virus Corona Jabodetabek
Pemkot Depok Sudah Habiskan Anggaran Rp 64 Miliar untuk Perangi Covid-19
Upaya menekan bahkan membebaskan diri dari penyebaran Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 64 miliar.
Penulis: Vini Rizki Amelia |
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Vini Rizki Amelia
WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Upaya menekan bahkan membebaskan diri dari penyebaran Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 64 miliar.
Anggaran ini dikatakan Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Nina Suzana digunakan untuk beragam keperluan penanganan.
Seperti melengkapi fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), menyediakan alat tes Covid-19, sosialisasi, mitigasi, dan lainnya.
• Terpapar Covid-19 Pegawai KPU Kota Tangerang Lakukan Test Swab Hari Jumat Ini
Nina juga memaparkan saat ini Pemkot Depok telah memiliki RSUD Tipe C denhan ruang serta tempat tidur yang terbatas.
Sehingga dengan demikian, kata Nina, pihaknya menggunakan anggaran tersebut diantaranya untuk memenuhi fasilitas yang dibutuhkan.
“Penanganan ini butuh dana besar. Belum lagi alat tes rapid dan PCR, Alat Pelindung Diri (APD), disinfektan dan lain-lain, itu semua dicover oleh anggaraan itu,” papar Nina di Balai Kota Depok, Pancoran Mas, Jumat (28/8/2020).
• Pekerja Terpapar Corona, Suzuki Perketat Protokol Kesehatan dan Kurangi Kapasitas Produksi Pabrik
Untuk RSUD sendiri, Nina mengatakan anggaran yang telah dikucurkan sebesar Rp 15 miliar yang dibagi menjadi beberapa tahapan.
Tak hanya itu, Pemkot Depok juga mencairkan anggaran tersebut untuk kebutuhan di Dinas Kesehatan (Dinkes) dengan besaran lebih dari Rp 20 miliar.
“Belum lagi anggaran penanganan Covid-19 pada rumah sakit yang ditunjuk Pemkot Depok untuk penanganan atau isolasi, seperti RSUI, RS Bhayangkara Brimob dan lain-lain. Pastinya butuh anggaran besar,” katanya.
• BREAKING NEWS: Ada 71 Pekerja Pabrik Suzuki di Tambun Positif Corona
Meski begitu, Nina menjelaskan besaran anggaran yang telah dikeluarkan Pemkot Depok tak bisa dibandingkan dengan peningkatan jumlah kasus positif.
Sebab, dari 2,3 juta warga Depok, 60 persen diantaranya dikatakan Nina merupakan warga komuter atau mereka yang memiliki aktivitas di luar Kota Depok.
“Jangan lihat besaran nilainya dan dibandingkan dengan kasus yang melonjak. Tapi lihat juga dari kebiasaan masyarakatnya,"
• Sebulan Beraksi, Komplotan Maling di Kramat Jati Curi 20 Motor
"Apalagi saat ini pusat perbelanjaan, rumah makan, hotel, tempat usaha dan perkantoran sudah dibuka. Banyak juga klaster baru,” tuturnya.
Untuk itu, Nina meminta peran aktif masyarakat dalam memberantas pandemi Covid-19.
Diantaranya dengan terus meningkatkan disiplin dalam menjalani protokol kesehatan yakni menerapkan 3 M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
“Ayo perangi bersama untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Lakukan 3M dimanapun dan kapanpun,” akunya.
Kasus Covid-19 Bertambah di Depok, Dua ASN Terpapar Virus Corona, Warga Wajib Melapor
Kini, kasus Covid-19 bertambah di Depok, Jawa Barat, pada Kamis (27/8/2020).
Karena, ada dua Aparatur Sipil Negara atau ASN terpapar virus corona di lingkungan Pemerintah Kota Depok.
Adanya dua ASN Depok positif Covid-19 dijelaskan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana.
Ia melansir kabar terbaru sejumlah ASN di lingkup Pemerintah Kota Depok, yang terkonfirmasi positif Covid-19.
• VIDEO: BPBD Depok Semprot Disinfektan di Pangkalan Ojol Stasiun
• Cegah Covid-19, Penanggulangan Bencana Kota Depok Semprotkan Disinfektan di Pangkalan Ojol
• Setelah di Dinas pekerjaan Umum, Pejabatnya Positif Covid-19 ada di Kantor Kecamatan Sukmajaya Depok
Dalam keterangan resminya, Dadang menyampai telah terjadi penambahan kasus konfirmasi positif pada ASN Pemkot Depok.
"Yaitu dua kasus konfirmasi positif di Dinas Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga serta 1 kasus konfirmasi positif pada ASN Pemerintah Kecamatan Sukmajaya," tutur Dadang dalam keterangan resminya kepada wartawan, Kamis (27/8/2020).
Dengan adanya kasus tersebut, Dadang mengatakan beragam langkah telah dilakukan pihaknya.
Diantaranya menutup sementara operasional layanan di kedua kantor tersebut mulai 26 Agustus sampai dengan 1 September 2020.
Tak hanya itu, Dadang juga mengaku pihaknya telah melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh area kantor.
"Seluruh karyawan melakukan isolasi mandiri dan Work From Home (WFH), serta melakukan Swab PCR,"
"Melakukan tracing kasus, dan Swab PCR terhadap seluruh kontak erat, dimulai hari ini Kamis 27 Agustus 2020," kata Dadang.
Dadang mengimbau, bagi warga yang merasa melakukan kontak erat dan belum dihubungi Tim Tracing atau Puskesmas, agar dapat melaporkan diri ke Puskesmas.
Atau bisa mengisi google form di http://bit.ly/SwabTestDinkes2020, untuk selanjutnya akan dilakukan Rapid Test atau Swab PCR.
Setelah di Dinas pekerjaan Umum, Pejabatnya Positif Covid-19 ada di Kantor Kecamatan Sukmajaya Depok
Setelah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Depok, kini Covid-19 kembali merasuk ke lingkungan di Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.
Kali ini yang menjadi korbannya adalah pejabat Aparatur Sipili Negara (ASN) di Kecamatan Sukmajaya berinisial TAR yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Akibatnya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok menutup sementara pelayanan di Kantor Kecamatan Sukmajaya mulai 26 Agustus hingga 1 September 2020.
Selama penutupan tersebut, segala pelayanan akan dialihkan ke kelurahan-kelurahan yang ada di wilayah Sukmajaya.
“Untuk menghentikan penyebaran selama satu minggu kedepan kantor kecamatan ditutup karena ada salah satu pejabat di sana yang positif Covid-19,” papar Juru Bicara Gugus Tugas Kota Depok Dadang Wihana kepada wartawan, Rabu (26/8/2020).
TAR dikanarkan telah menjalani isolasi di salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Depok.
Guna memutus mata rantai Covid-19, Gugus Tugas Kota Depok langsung melakukan tracing ke beberapa tempat yang diduga terjadi kontak erat dengan TAR.
“Kami lakukan observasi kepada seluruh staf disana serta dilakukan rapid dan Swab PCR terhadap mereka,"
"Kalau ada yang merasa kontak erat dengan pak TAR dalam jangka waktu seminggu kebelakang, sebaiknya melaporkan diri ke puskesmas atau ke Gugus Tugas agar di rapid dan Swab PCR," akunya.
Dadang juga mengatakan Gugus Tugas melakukan penyemprotan disinfektan di Kantor Kecamatan Sukmajaya.
Sejauh ini Dadang mengatakan baru seorang pejabat ASN saja yang terinfeksi positif Covid-19 di Kecamatan Sukmajaya.
"Apabila kondisinya belum memungkinkan dan masih ditemukan kasus baru maka penutupan Kantor Kecamatan Sukmajaya akan diperpanjang," paparnya.
Sejauh ini di Kota Depok telah ditemukan cluster perkantoran Covid-19 diantaranya Pengadilan Negeri Depok, Bawaslu, Rutan Depok, dan Kejari Depok.
Sebelumnya juga ditemukan cluster baru di pusat perbelanjaan yakni di Giant Ekstra Margo City.
Zona Merah Covid-19 di Depok Tertinggi di Pancoran Mas
Update pasien Covid-19 di kawasan Depok, Selasa (25/8/2020) tertinggi berada di Kecamatan Pancoran Mas.
Kecamatan Pancoran Mas menggeser Kecamatan Cimanggis sebagai kecamatan dengan kasus aktif/jumlah pasien Covid-19 yang sedang ditangani paling banyak di Depok, Jawa Barat.
Berdasarkan data teranyar yang diperoleh dari laman resmi Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kota Depok, yaitu ccc-19. depok.go.id, Senin (24/8/2020), Pancoran Mas kini mencatat 84 kasus aktif Covid-19.
Jumlah ini terpaut 9 angka dari Kecamatan Cimanggis yang pekan lalu menjadi kecamatan dengan status zona merah di Kota Depok.
Pekan lalu, hanya 4 kelurahan di Pancoran Mas yang zona merah.
Pekan ini, 2 kelurahan yang tadinya bukan zona merah, kini menjadi zona merah, yakni Rangkapan Jaya dan Rangkapan Jaya Baru.
Maka, kini seluruh kelurahan di Pancoran Mas masuk kategori zona merah.
Berikut rinciannya:
- Kelurahan Pancoran Mas: 22 kasus aktif
- Kelurahan Depok Jaya: 17 kasus aktif
- Kelurahan Depok: 15 kasus aktif
- Kelurahan Mampang: 15 kasus aktif
- Kelurahan Rangkapan Jaya Baru: 8 kasus aktif
- Kelurahan Rangkapan Jaya: 7 kasus aktif
Sementara itu, seluruh kelurahan di Kecamatan Cimanggis juga masuk zona merah.
Keadaan ini tak berubah dibandingkan pekan lalu.
Berikut rinciannya:
- Kelurahan Tugu: 20 kasus aktif
- Kelurahan Curug: 17 kasus aktif
- Kelurahan Mekarsari: 14 kasus aktif
- Kelurahan Harjamukti: 10 kasus aktif
- Kelurahan Cisalak Pasar: 8 kasus aktif
- Kelurahan Pasir Gunung Selatan: 6 kasus aktif
Jumlah kasus aktif Covid-19 di Kota Depok terus merangkak naik.
Sejak lonjakan pertama terekam pada 31 Juli 2020, sampai hari ini kenaikan kasus aktif Covid-19 telah mencapai lebih dari 200 persen.
Pemerintah Kota Depok tak pernah transparan soal data tes PCR harian.
Sehingga lonjakan ini tidak diketahui akibat deteksi kasus yang semakin baik atau penularan yang kian membahayakan.
Hingga data terbaru diumumkan kemarin, ada 617 kasus aktif/pasien positif Covid-19 yang sedang ditangani di Depok.
Secara total, Depok menjadi kota dengan kasus positif Covid-19 tertinggi di Jawa Barat dengan 1.945 kasus yang dilaporkan.
Sebanyak 1.263 di antaranya dinyatakan sembuh dan 65 lainnya meninggal dunia.
Warga Depok Diimbau Gunakan Masker Kain untuk Cegah Penularan Covid-19 Melalui Air Liur
Kepala Dinas Kesehagan (Dinkes) Kota Depok, Novarita, mengatakan, penggunaan masker saat ini merupakan kewajiban yang harus dilakukan masyarakat.
Tentunya, hal ini disebabkan masih bertambahnya jumlah kasus Covid-19 di Kota Belimbing itu.
Nova pun mengatakan, warga yang terpaksa melakukan aktivitas di luar rumah harus bersedia memakai masker demi menekan penyebaran Covid-19 di tanah air khususnya di Kota Depok.
Masker, kata Nova, efektif cegah penularan Covid-19 melalui percikan air liur pada saat bersin, batuk dan ketika berbicara.
“Penularan terjadi ketika percikan air liur terhirup orang lain, maka sangat disarankan untuk selalu menggunakan masker saat di luar rumah,” papar Nova saat dihubungi Warta Kota, Minggu (23/8/2020).
Masker yang digunakan pun memiliki ragam yang dapat dipilih masyarakat.
Di antaranya masker kain yang kini mudah didapatkan dan harganya pun terjangkau.
Nova menyatakan bahwa masker kain dapat menghalau sebagian percikan air liur yang keluar baik pada saat berbicara, bersin, batuk, ataupun menghela napas.
Masker kain dengan bahan katun kerapatannya lebih baik dengan minimal dua lapis.
Penggunaannya harus diganti tiap empat jam.
Selain masker kain, ada juga masker bedah yang dikatakan Nova merupakan jenis masker sekali pakai yang juga mudah dijumpai dan sering digunakan tenaga medis saat bertugas.
Masker bedah lebih efektif untuk mencegah penyebaran Covid-19 karena memiliki lapisan yang mampu halau percikan air liur.
“Ada juga masker N95 yang efektif mencegah penularan Covid-19 secara aerosol atau uap udara,"
"Masker yang cenderung lebih mahal ini tidak hanya mampu menghalau percikan air liur saja"
"Namun juga partikel kecil di udara yang mungkin mengandung virus,” ujarnya.
Terakhir, Novarita menegaskan, semua jenis masker sangat efektif mencegah penularan Corona.
Tentunya tetap harus mengetahui cara pemakaian dan pastikan selalu mencuci tangan setiap usai melakukan atau menyentuh benda, terutama di tempat umum. (VIN/Wartakotalive.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/kepala-badan-keuangan-daerah-kota-depok-nina-suzana280820201.jpg)