Wisuda Online
Ironi Wisuda Online, Terpaksa Ajak Orangtua Naik ke Atas Bukit karena Sinyal Internet yang Buruk
Ahmas Krismon mengajak anggota keluarganya naik ke atas bukit untuk mengikuti prosesi wisuda online yang digelar kampusnya pada Kamis (27/8/2020).
Ia mengatakan wisuda online dilakukan karena masih pendemi.
• Setelah Jadi Model Video Klip Lagu Baru Rizky Febian, Anya Geraldine Ngaku Putus dari Ovi Rangkuti
Padahal, kalau tidak pandemi corona, dirinya bersama keluarga tentu bisa ikut prosesi wisuda langsung di kampus.
"Tapi ini juga seru, karena wisuda di atas bukit. Kita masih bisa saksikan prosesi wisuda dan dilihat kawan-kawan juga," jelas Momon.
Momon berharap kampungnya bisa mendapatkan akses jaringan internet yang lebih luas sehingga tidak harus naik bukit untuk mendapatkan sinyal.
"Kita pun berharap akses internet lebih diperluas di sini. Tidak perlu naik bukit lagi agar dapat sinyal yang bagus," kata Momon.
• VIDEO: Persit KCK Gelar Rakorbin Virtual, Kowad Harus Siap di Era Industri 4.0 dan Society 5.0
Petisi Tolak Wisuda Online
Sebelumnya dengan alasan, salah satunya, sinyal internet lebih dari 500 calon peserta wisuda UIN Raden Fatah Palembang melakukan penandatanganan petisi tolak wisuda online UIN Raden Fatah Palembang melalui website change.org.
Petisi yang dibuat oleh mahasiswa bernama Khairun Niswa tiga hari yang lalu itu, sudah ditandatangani lebih dari 538 tanda tangan.
Wisuda online ini merupakan kebijakan dari Rektor UIN Raden Fatah Palembang mengingat situasi dan kondisi di Palembang yang masih masuk dalam zona merah dalam wabah Covid-19 atau Virus Corona.
Namun, tidak sedikit para calon wisudawan dan wisudawati menolak mengenai rencana tersebut yang sudah melewati keputusan rapat pimpinan civitas akademika UIN RF.
• Irjen Napoleon Bonaparte Bantah Terima Uang, Sebut Red Notice Djoko Tjandra Dihapus dari Prancis
Berdasarkan isi petisi tersebut, para calon wisudawan dan wisudawati menginginkan wisuda dilakukan dengan sebagaimana biasanya.
Hal ini karena perayaan wisuda adalah hak para mahasiswa yang telah menyelesaikan tugas akhirnya, yang sudah seharusnya pihak kampus berikan kepada mahasiswa.
"Bilamana hal tersebut tidak dilaksanakan seperti biasa, itu artinya sudah mengambil sesuatu yang harusnya menjadi hak kami," ujar Khairun Niswa dalam petisi tersebut.
Selain itu, wisuda online hanya akan menimbulkan kebingungan diantara para mahasiswa, karena tidak semua wilayah atau daerah memiliki kualitas jaringan internet yang baik.
Para calon wisudawan dan wisudawati tersebut juga rela menunggu, apabila wabah Covid-19 menjadi alasan dalam pelaksanaan wisuda ke 73 dan ke 74 tersebut.