Penembakan di Selandia Baru
Tarrant Ingin Bunuh Orang Sebanyak Mungkin saat Lakukan Penembakan Brutal terhadap Jemaah Masjid
Brenton Tarrant mengaku bersalah atas 51 dakwaan pembunuhan, 40 percobaan pembunuhan, dan satu dakwaan terorisme.
Dia juga berencana menargetkan Masjid Ashburton selain masjid Al Noor dan Linwood Islamic Center, tetapi ditahan saat dalam perjalanan ke masjid ketiga.
Pada hari penyerangan, dia menembak orang-orang di jalan ketika mereka mencoba melarikan diri dari masjid Al Noor.
Saat dia berkendara menuju Linwood Islamic Center, dia berhenti dan menembak orang-orang keturunan Afrika yang berhasil melarikan diri. Dengan singkat ia mengarahkan senjatanya ke seorang pria Kaukasia, kemudian tersenyum dan pergi.
Dia mengatakan kepada polisi setelah penangkapannya bahwa rencananya adalah membakar setelah serangannya, dan dia berharap dia berhasil melakukannya.
Tarrant mewakili dirinya sendiri di pengadilan. Sebelumnya ia membantah tuduhan itu dan akan menghadapi persidangan pada bulan Juni, tetapi membatalkan pembelaannya.
• Pengungkapan Kasus Putra Siregar Berawal dari Pengiriman Barang Ilegal Ke Bandung
Dia menghadapi hukuman minimal 17 tahun, tetapi Hakim Cameron Mander, hakim Pengadilan Tinggi yang memimpin kasus tersebut, memiliki kuasa untuk menghukumnya seumur hidup tanpa pembebasanbersyarat.
Para korban
Lebih dari 60 orang akan memberikan pernyataan dampak korban selama beberapa hari ke depan.
Imam Masjid Al-Noor, Gamal Fouda , yang pertama berbicara. Ia menyapa Tarrant, menyebutnya "salah kaprah dan menyesatkan".
Dia mengatakan bahwa ia melihat kebencian di mata “seorang teroris yang dicuci otak”.
Saat dia berdiri di mimbar, ia mengatakan kepada Tarrant, "Kebencianmu itu tidak ada gunanya."
Anak korban Ashraf Ali, mengatakan dia masih mengalami trauma, "Saya mengalami berbagai ingatan buruk tentang kejadian itu, melihat mayat di sekitar saya. Darah di mana-mana," ungkapnya.
Beberapa korban lainnya adalah:
- MI (3), ditembak langsung saat menempel di kaki ayahnya
- Abdukadir Elmi (70), dari Somalia yang sebelumnya selamat dari perang saudara
- Naeem Rashid, berasal dari Pakistan, yang ditembak saat mencoba menangkap pria bersenjata itu
- Hosne Ara, terbunuh saat mencari suaminya yang menggunakan kursi roda, beruntung suaminya selamat dalam kejadian itu
Beberapa kerabat korban melakukan perjalanan dari luar negeri dan menjalani karantina virus korona selama dua minggu ikut ambil bagian.
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan, minggu ini akan menjadi minggu yang sulit bagi para penyintas dan keluarga para korban.