Berita Video

VIDEO: Cerita Siti Nur Azizah, Putri Maruf Amin Soal Kakek Moyangnya Pendiri Tangerang

Raden Aria Wangsakara begitu berperan dalam mendirikan Tangerang ini. Siti Nur Azizah satu dari keturunannya menjelaskan mengenai silsilah dari tokoh

Editor: Ahmad Sabran
Warta Kota/Andika Panduwinata
Siti Nur Azizah saat berbincang hangat dengan Warta Kota di bilangan Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (23/8/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG- Tangerang tak dapat dipisahkan dengan pendirinya yakni Raden Aria Wangsakara. Sosoknya begitu melekat bagi masyarakat setempat.

Kini Tangerang terbagi dalam tiga wilayah. Meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.

Raden Aria Wangsakara begitu berperan dalam mendirikan Tangerang ini. Siti Nur Azizah satu dari keturunannya menjelaskan mengenai silsilah dari tokoh tersebut.

"Pangeran Aria Wangsakara atau Raden Wiraradja II merupakan anak dari Pangeran Wiraradja dan cucu dari Prabu Nalendra Geusan Ulun seorang penguasa Sumedang Larang yang memiliki kekuasaan di sekitar sungai Cisadane atau Cipamugas dan Cipali," ujar Azizah saat berbincang hangat dengan Warta Kota di bilangan Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (23/8/2020).

Aria Wangsakara memiliki tiga orang putra. Mereka di antaranya Raden Yudanegara atau Aria Tenggeran II, Raden Raksanegara atau Aria Tenggeran III dan Raden Wiranegara yang kemudian dikenal sebagai Syekh Ciliwulung.

"Dari Raden Wiranegara inilah garis keturunan itu sampai ke saya," ucapnya.

Syekh Ciliwulung ini memiliki anak bernama Ratu Fatimah. Kemudian menikah dengan Raden Mahmud, keturunan Arya Banten atau Sayyid Sholeh.

Dari pernikahan tersebut muncullah sejumlah keturunan lainnya bernama Syekh Hasan Basri, Syekh Ibrohim, Syekh Alim, Nyai Kati dan KH. Abdulloh.

"KH Abdulloh ini merupakan kakek dari abah saya yaitu KH. Maruf Amin," kata Azizah.

KH. Abdulloh mempunyai anak bernama KH Muhammad Amin yang kemudian menikah dengan Hj. Maimunah. Dari pernikahan itu lahir anak tunggal yakni KH. Maruf Amin yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden RI.

"Saya sendiri lahir dari pernikahan KH. Maruf Amin dengan Hj. Siti Nuriyah. Begitulah singkatnya garis silsilah saya," ungkapnya.

Peran Aria Wangsakara

Azizah juga menceritakan mengenai peran dari Aria Wangsakara dalam mendirikan wilayah Tangerang ini. Pada masa itu Pangeran Aria Wangsakara datang ke tanah Tangerang bersama Pangeran Soeriadewangsa II dan Pangeran Aria Santika.

"Sesampainya di Tangerang mereka harus bekerja keras untuk membangun wilayah baru, sekaligus membantu perekonomian Kesultanan Banten dengan melawan perlawanan terhadap VOC yang semakin merugikan Kesultanan Banten dengan sistem monopoli dagang yang diterapkannya," tutur Azizah.

Dalam perjalanannya ketiga pangeran tersebut juga membangun benteng pertahanan. Hingga mendirikan pusat pemerintahan Kemaulanaan yang kemudian menjadi pusat perlawanan terhadap VOC di daerah Tigaraksa.

"Pangeran Aria Wangsakara dikenal sebagai sosok pemimpin yang mampu menggerakan masyarakat untuk melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda," bebernya.

Dia juga selalu memimpin langsung pertempuran demi pertempuran tanpa rasa takut. Kadang di sela-sela pertempuran dengan penjajah, Aria Wangsakara mengintensifkan jalinan kerja sama dengan Sultan Banten.

"Untuk memperkuat pasukannya, Aria Wangskara mengirim para Tumenggung dari Lengkong menghadap ke Banten guna dilatih keterampilan militer dan strategi perang di bawah pimpinan Senopati Banten," imbuh Azizah.

Untuk melindungi warganya di Lengkong, dia juga membangun benteng Pager Endang atau Gerendeng dan penanda (Tangger) batas wilayah antara kompeni dengan masyarakatnya. Setelah pendirian benteng Tetengger di barat Cisadane, perang melawan Belanda kembali terjadi.

"Dan akhirnya Aria Wangsakara gugur di daerah Ciledug. Pangeran Aria Wangsakara ini merupakan sosok pahlawan dalam merebut kemerdekaan," paparnya. (dik)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved