Berita Bogor
Bersama Seniman Papua, Mahasiswa Papua dan Papua Barat Berikan Bantuan ke Korban Longsor di Bogor
Bersama seniman Papua, para mahasiswa Papua dan Papua Barat dari Jakarta mendatangi korban longsor di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Bogor.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Bersama seniman Papua, para mahasiswa Papua dan Papua Barat dari Jakarta mendatangi korban longsor di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/8/2020).
Kedatangan mereka itu, diinisiasikan langsung oleh Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Audie S Latuheru.
Kedatangannya untuk memberikan bantuan kepada warga korban longsor di Desa Pasir Madang, Bogor.
Sebanyak 66 paket beras yang bertuliskan Universitas Cendrawasih (Uncen) dan 44 karton indomie untuk korban longsor di Bogor.
• Ada Tanah Longsor, Pengendara Motor Khawatir Melintas di Jalan Inspeksi Waduk Pluit
• Ada Tanah Longsor, Para Pengendara Motor Khawatir Melintas di Jalan Inspeksi Waduk Pluit
• Ratusan Batang Kayu Dolken Disiapkan untuk Penanganan Tanah Longsor di Jalan Inspeksi Waduk Pluit
Kedatangan mereka, menurut Perwakilan Mahasiswa Papua dan Papua Barat di Jakarta, Ike Takdare, bantuan ini bukan dari dirinya pribadi.
Namun bantuan itu langsung dari para pelajar, mahasiswa dan seniman Papua yang tinggal di wilayah di Jakarta.
"Kami memiliki kepedulian kepada mereka dan kami kirimkan bantuan ini. Harapan bermanfaat untuk saudara-saudara saya di sini walau banyak kekurangan," katanya.
Sementara itu, Seniman Papua Dey Imbiri membenarkan, kegiatan pemberian sembako dari pelajar, mahasiswa dan seniman Papua diinisiasi Kombes Pol Audie S Latuheru.
Sebab, kata dia, Audie merupakan sosok kakak asuh sekaligus koordinator Mahasiswa Universitar Cendrawasih se-Tanah Jawa.
"Akhirnya kita bersama sama mengumpulkan sembako untuk ucapkan terimakasih kepada warga sini, karena Ike adalah mahasiswa yang KKN di sini diterima dengan baik dan saling menghargai," ucapnya.
Ia pun tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata atas kebaikan warga Pasir Madang yang sudah menerima mahasiswa Papua di sini dengan baik.
Sebab, selama dua bulan di sana, Ike merasa semua warga menyayanginya dan selalu memberikan perhatian.

"Jadi diadat kami, ucapan terimakasih itu itu tidak hanya dengan kata-kata saja dan tidak bisa dilukiskan"