Liga Champions

Mukti Ali Raja: Banyak Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Kekalahan Telak Barcelona

Kekalahan telah Barcelona memiliki pelajaran yang penting bagi semua orang yang bergiat di sepak bola.

Penulis: RafzanjaniSimanjorang |
Warta Kota/Rafzanjani Simanjorang
Mukti Ali Raja, pelatih kiper Persita 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Kejutan terjadi di Estádio do Sport Lisboa e Benfica pada Sabtu (15/8) dini hari WIB, yakni Barcelona dicukur 2-8 oleh Bayern Muenchen.

Dengan kekalahan sebesar itu, Lionel Messi dan kawan-kawan dipastikan dengan tegas bahwa mereka tersingkir dari kompetisi Liga Champions.

Padahal siapa yang tidak keder saat mendengar nama Barcelona?

Thomas Muller rayakan gol ke gawang Barcelona. Muller cetak 2 gol dari skor 4-1 kemenangan Bayern atas Barcelona
Thomas Muller rayakan gol ke gawang Barcelona. Muller cetak 2 gol dari skor 4-1 kemenangan Bayern atas Barcelona (Twitter @FCBayern)

Pelajaran 

Ternyata peristiwa di babak perempat final Liga Champions semalam itu bisa menjadi pelajaran bagi setiap pesepak bola.

Menurut pelatih kiper Persita Tangerang, Mukti Ali Raja, setiap tim berpeluang menang dengan skor telak, atau sebaliknya kalah dengan skor telak.

Kalah telak itu sangat memalukan, apalagi bagi tim sekelas Barcelona. Ditambah gawang mereka kebobolan delapan gol di level Liga Champions.

Mental jatuh

Belajar dari pertandingan tersebut, Mukti menjelaskan situasi sulit yang selalu menyusul kekalahan telak, yakni jatuhnya mental pemain.

Meski tak pernah kalah dengan skor setelak Barcelona, Mukti menceritakan pernah mengalami kekalahan telak, selama kariernya sebagai pemain dan pelatih kiper.

Bahkan kejadiannyabelum lama, yakni di turnamen Piala Presiden tahun 2019. Ketika itu Persita kalah 1-6 dari Arema.

Tidak menyalahkan

"Sebagai pelatih yang mesti kami lakukan adalah mengangkat mental pemain secepat mungkin, termasuk kiper. Semua harus menatap ke depan,"ujar Mukti kepada Warta Kota, Sabtu (15/8/2020).

Mukti menjelaskan, saat tim mengalami kekalahan telak, maka hal terpenting adalah evaluasi diri di sisi pemain.

Sementara jajaran pelatih melakukan evaluasi menyeluruh untuk memperbaiki kesalahan, sehingga tidak terulang di pertandingan selanjutnya.

Selain itu, kata Mukti lagi, saat kalah telak pemain tidak perlu untuk saling menyalahkan, karena kekalahan tersebut ditanggung oleh seluruh komponen tim.

"Bukan hanya pemain, bukan hanya pelatih, semuanya pasti merasakan itu. Jadi penting untuk bangkit sesegera mungkin, dan memperbaiki mental bertanding," tandasnya. 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved