Ledakan di Beirut

Setelah Ledakan di Beirut, DPR Lebanon Beri Kewenangan Penuh Militer Kendalikan Negara

Dengan kewenangan tersebut, pihak militer boleh memberangus kebebasan berbicara, kebebasan berkumpul, dan kebebasan pers

Penulis: | Editor: Bambang Putranto
Reuters/Aljazeera.com
Militer Lebanon menangani unjuk rasa di Beirut 

Upaya untuk memindahkan barang berbahaya tersebut selalu terganjal di belantara kepentingan politik elit.

Warga memeriksa kerusakan di sepanjang jalan Gouraud di lingkungan Gemayzeh di Beirut untuk membersihkan puing-puing pada 6 Agustus 2020, dua hari setelah ledakan besar mengguncang ibu kota Lebanon.
Warga memeriksa kerusakan di sepanjang jalan Gouraud di lingkungan Gemayzeh di Beirut untuk membersihkan puing-puing pada 6 Agustus 2020, dua hari setelah ledakan besar mengguncang ibu kota Lebanon. (ANWAR AMRO / AFP)

Jauh sebelum ledakan terjadi, Lebanon yang berpenduduk sekitar tujuh juta, sudah terjerembab dalam krisis ekonomi.

Mata uang negeri itu jatuh, utang negara tak terbayar. Pemerintah pun sampai membatasi jumlah uang yang boleh diambil nasabah dari bank.

Setelah ledakan terjadi, jumlah orang yang tertimpa kemalangan pun bertambah.

Ada sekitar 300.000 orang yang kehilangan tempat tinggal, yang rusak parah atau hancur akibat ledakan itu.

Aksi protes terhadap pemerintah kian kuat setelah ledakan itu, yang mendorong pemerintah menerapkan status negara dalam keadaan darurat.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved