Sport
Liga 1 Indonesia 2020 Terancam Match Fixing jika Degradasi Ditiadakan
Pengamat sepakbola, Tommy Welly alias Bung Towel menilai, regulasi kompetisi tanpa degrasi justru mencederai prinsip kompetisi.
Penulis: Abdul Majid |
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Liga 1 2020 diwacanakan akan bergulir pada 1 Oktober 2020 tanpa ada degradasi.
Kompetisi tanpa degradasi itu belum ada keputusan resmi dari Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
Pengamat sepakbola, Tommy Welly alias Bung Towel menilai, regulasi kompetisi tanpa degrasi justru mencederai prinsip kompetisi.
Sementara itu soal perubahan aturan Liga 1 digulirkan di Pulau Jawa, penerapan protokol kesehatan hingga pergantian pemain dianggap Bung Towel masih wajar.
• Bung Towel Dukung Shin Tae-yong Gelar TC Timnas U-19 di Korea Selatan
• Bung Towel: PSSI Harus Dukung Pelatih Shin Tae Yong 100 Persen ketika Kembali ke Indonesia
“Pertama soal kompetisi, prinsip kompetisi ada namanya sporting married yakni harus ada promosi degradasi," ucap Bung Towel, Sabtu (1/8/2020).
"Tidak pernah cuma promosi atau cuma degradasi itu yang disebut sistem kompetisi, azas sporting married,” katanya lagi.
Menurut dia, alasan kesehatan akibat pandemi virus corona atau Covid-19 bisa menjadi pertimbangan untuk sistem kompetisi dan penyelenggaraan di Pulau Jawa.
“Adjustment protokol kesehatan, pergantian pemain lebih banyak, itu masuk akal kalau sistem kompetisinya di adjusment ini alasan apa.”
“Akhirnya kita melihat lanjutan kompetisi ini secara sistem, secara kompetisi ini sudah dicederai. Karena prinsip kompetisi yakni supporting married yakni adanya promosi dan degradasi," katanya.
• Liga 1 2020 Digelar Tanpa Degradasi, PSIS Semarang Siap Optimalkan Pemain Muda
• PT LIB Akan Laporkan Hasil Verifikasi Stadion dan Hotel kepada Kontestan Liga 1 2020
Selain itu, kata Bung Towel, kompetisi tanpa degrasi bakal membuat peluang praktik match fixing kembali terbuka.
Pasalnya, klub-klub yang menjalani kompetisi saat pandemi Covid-19 ini pastinya berjalan dengan kondisi finansial yang tidak bagus.
Bung Towel berharap, PSSI juga harus bisa mengawasi pertandingan lebih detail.
“Nah kenapa ini jadi isu bagus karena tanpa degradasi akhirnya yang dikhawatirkan match fixing kembali mendapat ruang, kenapa?" ucapnya seraya bertanya.
• Klub Liga 1 Minta Kenaikan Subsidi, PT LIB Sulit Berikan Subsidi Rp1 Miliar
• PT LIB Targetkan Setelah Idul Adha 4 Tim Liga 1 yang Belum Tentukan Sikap Sudah Pilih Stadion
Dia menjelaskan, saat ini kondisi klub tidak dalam kondisi stabil sehingga ketika kompetisi tanpa degradasi maka kekalahan tim dianggap tidak masalah.
“Lalu ketika ada kesulitan finansial yang dikhawatirkan adalah keputusan sistem tanpa adanya degradasi jadi bisa dimanfaatkan. Ini sebenarnya yang harus diwaspadai, lebih hati-hati,” katanya.