Persija

Bakat Riko Simanjuntak Ditemukan dan Diasah oleh Suimin Diharja

Riko Simanjuntak menyatakan namanya mencuat di kancah sepak bola Indonesia berkat kejelian dan sentuhan mantan pelatih PSMS Medan, Suimin Diharja.

Penulis: Merdisikandar | Editor: Merdisikandar
persija
Winger Persija, Riko Simanjuntak saat menjalani debutnya bersama Timnas U-23 saat menghadapi Thailand, Kamis (31/5/2018) di Stadion PTIK, Jakarta. 

Penyerang sayap Persija Jakarta, Riko Simanjuntak, menyatakan namanya bisa mencuat di kancah sepak bola Indonesia berkat kejelian dan sentuhan mantan pelatih PSMS Medan, Suimin Diharja.

Sebelum terjun sebagai atlet sepak bola profesional, Riko menghabiskan waktunya dengan bermain futsal dan mengikuti turnamen antarkampung di kampung halamannya, Pematang Siantar, Sumatra Utara.

Dia melakukan kegiatan tersebut sampai usia 20 tahun.

Semuanya berubah ketika Suimin melihat aksinya di Inalun Cup.

Suimin mengajaknya mengikuti seleksi pemain PSMS, di Stadion Kebun Bunga, tempat latihan klub tersebut, pada tahun 2012.

Pemain Persija Jakarta Riko Simanjuntak saat menerima penghargaan di AFF Awards Night 2019 di Vietnam, Jumat (8/11/2019).
Pemain Persija Jakarta Riko Simanjuntak saat menerima penghargaan di AFF Awards Night 2019 di Vietnam, Jumat (8/11/2019). (Persija.id)

”Saya pun mengikuti seleksi yang diikuti ribuan orang. Saat itu di PSMS ada pemain senior, seperti Saktiawan Sinaga, Markus Horison, dan Affan Lubis,“ kata Riko di kanal YouTube KEDANKU TV.

Riko lolos pada seleksi tahap pertama. Dia mengetahui hasil seleksi itu dari berita yang terpampang di koran lokal Medan.

“Nama saya masuk dalam daftar 100 pemain yang berhak mengikuti seleksi lanjutan. Dari situ saya kian optimistis bisa menjadi bagian dari PSMS Medan,“ tuturnya.

Suimin, yang sejak awal kepincut dengan kemampuan Riko, selalu memasang pemain bertubuh mungil itu di dalam formasi inti PSMS, baik saat seleksi, latihan, dan saat mengikuti kompetisi.

Hal itu yang membuat Riko sangat menyanjung Suimin.

“Beliau memang senang disebut pelatih kampung, tetapi justru di tangan coach Suimin saya dapat ilmu sepak bola modern dan pergerakannya. Ilmu dari beliau saya pakai sampai sekarang,” tutur Riko.

Tidak hanya teknik, Suimin juga mengembleng mental Riko agar menjadi kuat.

Karakter dan sikap Suimin yang blak-blakan saat menegur pemainnya kerap membuat telinga anak-anak asuh dia merah.

Kerasnya sikap pelatih dengan ciri khas topi flat itu juga pernah dirasakan oleh Riko.

Pelatih Suimin Diharja.
Pelatih Suimin Diharja. (Tribunnews)

“Saya pernah sampai sulit makan selama tiga hari karena ditegur coach Suimin, tetapi dari situ saya belajar, coach Suimin ingin mental saya jadi tahan banting,“ tutur Riko.

Selepas dari PSMS, Riko sempat bergabung dengan PS Bangka yang bermain di Divisi 1 (Liga 2).

Bersama klub itu kemampuan Riko makin terasah dengan bermain sebanyak 18 partai dan mengoleksi tujuh gol dalam satu musim.

Berkat penampilannya itu, Riko ditawari bermain di Gresik United pada awal musim 2015.

Namun, kompetisi tahun itu berhenti akibat perseteruan pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Saat kompetisi kembali diputar, Riko bergabung dengan Semen Padang sampai Liga 1 2017 berakhir.

Menjelang diputarnya Liga 2018, Riko menandatangani kontrak dengan Persija dan bertahan di tim Ibu Kota itu hingga kini.

Saat kompetisi tahun 2020 dihentikan akibat pandemi Covid-19, Riko pulang ke kampung halamannya.

Selama di Pematang Siantar, Riko tetap menjaga kebugaran fisiknya dengan rutin berolahraga.

Riko sangat antusias begitu dapat kabar Liga 1 2020 dilanjutkan lagi meski tidak ada degradasi.

“Saya pikir PSSI sudah berusaha memberikan solusi terbaik. Memang situasinya jadi serba sulit karena pandemi Covid-19, tetapi kalau negara tetangga bisa menjalankan kompetisinya, mengapa Indonesia tidak. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” tutur Riko.

Riko Simanjuntak
Riko Simanjuntak (Persija Jakarta)

Mengenai berita PSMS akan memakai jasanya, Riko menjawab dengan diplomatis.

“Sebagai putra daerah, tentu saya prihatin melihat klub sebesar PSMS bermain di Liga 2. Saya tentu ingin berkostum PSMS bila manajemennya bagus,” katanya.

Menurut Riko, mengembalikan kejayaan PSMS tinggal membutuhkan kemauan saja.

“Sumatra Utara banyak pabrik dan proyek. Kalau mereka mendukung, pasti PSMS bisa bangkit. Tapi, ya itu tadi, tergantung manajemennya,” ujarnya.

Riko juga mengungkapkan rencananya setelah gantung sepatu, alias tidak bermain sepak bola lagi.

Riko tidak berniat menjadi pelatih layaknya kebanyakan pemain yang sudah gantung sepatu.

Riko malah ingin menjadi pengusaha, membesarkan bisnis yang sudah dijalankannya pada saat ini.

“Saya ingin mengembangkan bisnis yang saat ini saya bangun. Saya juga menyimpan keinginan membantu mengangkat klub kampung halaman saya, Persesi Siantar,” tutur Riko.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved