Kabar Duka

Ini Kisah Perjalanan dan Karya-karya Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono yang meninggal di usia 80 tahun itu dikenal memiliki peranan penting dalam ranah sastra Indonesia.

Editor: Mohamad Yusuf
Gramedia.com
Sapardi Djoko Damono, penyair Indonesia angkatan 1970-an. 

Karya-karya Sapardi:

Beberapa karya Sapardi Djoko Damono antara lain

  • Duka-Mu Abadi (1969),
  • Mata Pisau (1974),
  • Perahu Kertas (1983),
  • Sihir Hujan (1984),
  • Hujan Bulan Juni (1994), dan
  • Arloji (1998).
  • Serta Ayat-ayat Api (2000),
  • Mata Jendela (2000),
  • Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro (2003),
  • kumpulan cerpen Pengarang Telah Mati (2001), dan
  • kumpulan sajak Kolam (2009).
  • Buku-buku karya Sapardi Djoko Damono yaitu
  • Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978),
  • Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang (1979),
  • Kesusasteraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan (1999),
  • Novel Jawa 1950-an: Telaah Fungsi, Isi dan Struktur (1996),
  • Politik, Ideologi dan Sastra Hibrida (1999),
  • Sihir Rendra: Permainan Makna (1999), dan
  • Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan: Sebuah Catatan (2004).

Sapardi juga menerjemahkan beberapa karya sastra asing ke dalam Bahasa Indonesia.

Seperti Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and the Sea karya Hemingway), Puisi Cina Klasik, Puisi Klasik, Shakuntala, Amarah I dan II (The Grapes of Wrath karya John Steinbeck), dan lain-lain.

Perjalanan sastra sang maestro

Setelah lulus SMA, Sapardi kuliah di Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pernah memperdalam kajian kemanusiaan (humanities) di University of Hawaii, Amerika Serikat (1970-1971).

Pada 1980, Sapardi Djoko Damono memperoleh gelar doktor dalam ilmu sastra dengan disertasi berjudul Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur.

Pada 1995, ia dikukuhkan sebagai guru besar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.

Selain mengajar sebagai dosen di beberapa kampus di Indonesia, Sapardi Djoko Damono aktif dalam berbagai lembaga seni dan sastra pada 1970-1980an.

Antara lain sebagai Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia Jakarta (1973-1980), redaksi majalah sastra Horison (1973), Sekretaris Yayasan Dokumentasi Sastra HB Jassin (sejak 1975).

Lalu, anggota Dewan Kesenian, anggota Badan Pertimbangan Perbukuan Balai Pustaka Jakarta (sejak 1987) dan lain-lain.

Pada 1986, Sapardi mengemukakan perlunya mendirikan organisasi profesi kesastraan di Indonesia.

Ia mendirikan organisasi bernama Himpunan Sarjana-Kesusasteraan Indonesia (Hiski) pada 1988.

Ia terpilih sebagai Ketua Umum Hiski Pusat selama tiga periode.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved