Virus Corona

Kasus Infeksi Virus Corona Global Tembus 14 Juta, dengan 600.000 Kematian

Banyak kalangan di dalam negeri tersebut menyalahkan Presiden Jair Bolsonaro, yang dinilai mengabaikan wabah virus corona

Penulis: |
AFP
Para pekerja di Brasil sedang memakamkan warga meninggal dunia karena Virus Corona di Sao Paolo. Brasil kini menjadi negara kedua dengan tambahan kematian tertinggi setelah AS. 

Wartakotalive, Jakarta - Kasus infeksi virus corona secara global hari ini mendekati angka 14 juta, dengan angka kematian mencapai hampir 600.000 jiwa. Peningkatan kasus secara drastis terjadi di Amerika Serikat, India dan Brasil.

Data worldometers.info per Jumat sore, 17 Juli 2020, menyebut jumlah kasus mencapai 13.983.494, yang akan menembus angka 14 juta dalam beberapa jam lagi mengingat peningkatan kasus puluhan ribu per hari di berbagai negara.

Dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 593.482 di antaranya berakhir dengan kematian, sedangkan 8.307.537 di antaranya berhasil sembuh.

Selain India, Brasil mengalami peningkatan kasus yang sangat tinggi, sehingga sejak kemarin angka kasus di negara Amerika Selatan tersebut menembus angka 2 juta.

Negeri berpenduduk sekitar 210 juta orang itu mengalami kasus per hari rata-rata 40.000 sejak dua pekan terakhir.

Banyak kalangan di dalam negeri tersebut menyalahkan Presiden Jair Bolsonaro, yang dinilai mengabaikan wabah virus corona, dan lebih memilih untuk menjalankan roda perekonomian.

Bolsonaro, yang dites positif mengidap virus itu pekan lalu, bersikap bahwa dampak ekonomi lebih buruk daripada penyakit itu sendiri.

Di bawah tekanan presiden, banyak gubernur dan walikota telah melonggarkan pembatasan dalam beberapa pekan terakhir, yang justru memicu wabah yang lebih besar.

Jajak pendapat menunjukkan popularitas Bolsonaro telah menurun selama pandemi ini. Warga Brasil yang menilai pemerintahannya buruk atau mengerikan telah meningkat menjadi 44 persen, menurut survei akhir Juni oleh lembaga jajak pendapat Datafolha, yang dikutip aljazeera.com, Jumat, 17 Juli 2020.

Angka tersebut naik dari 38 persen di bulan April dan 36 persen di bulan Desember.

“Pemerintah tidak bergerak meskipun rakyat mengalami krisis kesehatan. Mereka lebih memikirkan uang daripada orang,” kata Rafael Reis dari Rio de Janeiro, yang kehilangan ibunya yang berusia 71 tahun karena penyakit itu.

“Mereka mengecilkan penyakit itu. Mereka tidak percaya pada itu. Mereka maunya semua orang kembali bekerja".

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved