Virus Corona

Jokowi: Kalau Dulu Lockdown, Mungkin Pertumbuhan Ekonomi Kita Bisa Minus 17 Persen

Presiden Jokowi mengatakan, berdasarkan hitung-hitungan terbaru, prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua akan minus 4,3 persen.

Editor: Yaspen Martinus
Biro Pers Setpres/Kris
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Selasa (7/7/2020). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, berdasarkan hitung-hitungan terbaru, prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua akan minus 4,3 persen.

Hal itu disampaikan Presiden dalam rapat bersama kepala daerah, membahas percepatan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020)

"Dan beruntung sekali, kita sekarang ini, kondisi ekonomi kita, meskipun di kuartal kedua pertumbuhannya kemungkinan, ini dari hitungan pagi tadi yang saya terima."

UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 15 Juli 2020: Tambah 1.522, Pasien Positif Tembus 80.094 Orang

"Kuartal kedua mungkin kita bisa minus ke 4,3 (persen). Di kuartal pertama kita masih positif 2,97 (persen)," kata Presiden.

Angka tersebut, menurut Presiden, akan berbeda apabila Indonesia menerapkan karantina atau lockdown dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Saya enggak bisa bayangin kalau kita dulu lockdown gitu, mungkin bisa minus 17 (persen)," ujarnya.

Pemprov DKI Jakarta Cabut Kebijakan Pemeriksaan SIKM, Ini Gantinya

Presiden mengatakan, pergerakan ekonomi dunia saat ini sangat dinamis.

Tiga bulan lalu ia menelepon Managing Director IMF Kristalina Georgieva yang menyampaikan pertumbuhan ekonomi dunia akan terkontraksi menjadi minus 2,5 persen.

Setelah itu, Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 5 persen.

Situs Diserang Hacker Lagi, Ketua KPU Bilang Tidak Merusak tapi Bikin Kerja Jadi Lambat

"Tapi terakhir, OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), angkanya sudah berubah total lagi, sangat dinamis."

"Harian ini, ketidakpastian ini harian, bukan mingguan, harian."

"Terakhir sudah berada pada angka minus 6 sampai minus 7,6 (persen). Betapa beratnya situasi ini," tuturnya.

Kasus Covid-19 di Jawa Barat Sempat Melonjak, Ridwan Kamil: Itu Anomali, Sebenarnya Terkendali

Presiden mengatakan, hampir semua negara pertumbuhan ekonominya minus.

Misalnya, Prancis minus 17,2 persen, Inggris minus 15,4 persen, Jerman minus 11,2 persen, dan Amerika Serikat minus 9,7 persen.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved