Gandeng Dukcapil, Universitas ini jadi yang Pertama di Sumatera Alihkan NIM ke NIK
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri terus mengintegrasikan data kependudukan.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri terus mengintegrasikan data kependudukan.
Salah satunya dengan menghapuskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) secara bertahap dengan menggantinya ke Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Hal tersebut sebagai wujud keseriusan mewujudkan era satu data nasional, menuju nomor identitas tunggal atau single identity number.
"Dengan begitu, dalam implementasinya secara bertahap akan digunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai Nomor Induk Mahasiswa sehingga data mahasiswa perguruan tinggi akan ada dalam satu sistem yang sama," kata Zudan Arif Dirjen Dukcapil Kemendagri dalam siaran tertulis yang diterima Warta Kota, Minggu (12/7/2020).
• Bikin Heboh, Uang Koin Melati Rp 500 Dijual Ratusan Juta di Jual Beli Online, Kolektor Bilang Begini
• Wanita Guru SD Ditemukan Tewas di dalam Ember Rumahnya, Kondisi Tanpa Busana dan Tangan Terikat
Dari ujung Barat Indonesia, Provinsi Aceh tak mau ketinggalan menerapkan sistem ini.
Ditandai dengan jalinan kerja sama Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dengan Ditjen Dukcapil Kemendagri untuk mengintegrasi NIM ke NIK.
Zudan menyebutkan, pihaknya hingga kini telah menjalin kerja sama lebih 2.300 lembaga untuk penguatan big data di Indonesia.
"Ada beberapa kampus di Indonesia yang telah mengintegrasikan nomor identitas mahasiswanya ke dalam NIK. Unsyiah tercatat sebagai universitas pertama di Pulau Sumatera yang menandatangani kerja sama ini," kata Zudan.
"Saya sangat mengapresiasi langkah Unsyiah yang telah membantu Pemerintah memasuki era baru pencatatan kependudukan,” tambahnya.
Zudan menyebutkan, salah satu masalah besar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah pendataan
Dengan konsep big data yang tepat dan lengkap, maka setiap orang akan terdata dengan baik.
Hal sama juga akan terjadi di Unsyiah jika mentransformasikan NIM ke dalam NIK.
“Jadi semua mahasiswa dan alumni akan terdata dengan baik, Unsyiah akan tahu mereka kerja di mana, tinggal di mana, keahliannya apa, hingga prestasinya. Ini memudahkan Unsyiah untuk men-tracking para alumninya,” ujar Zudan.
• Sepeda Lipat Pocket Rocket Diproduksi kembali, Harganya Cuma Rp 3,2 Juta tapi sudah Alloy dan Cakram
• Begal Pukuli Driver Ojol Pakai Pipa Besi saat Pertahankan Motor, Kepala Korban Bercucuran Darah
Sementara itu Rektor Unsyiah Prof. Samsul Rizal menimpali, integrasi ini akan diterapkan mulai tahun ajaran baru 2020.
Dengan demikian penyatuan nomor identitas bakal memudahkan verifikasi data mahasiswa dan efektivitas kerja.