Pendiidkan
Senin (13/7/2020) Anak-anak Mulai Sekolah, Ini Tips Pembelajaran Jarak Jauh Menjadi Maksimal
Sambut pembelajaran ini dengan mindset dan pikiran yang positif. Bila hal itu dilakukan, maka pembelajaran jarak jauh dapat menjadi maksimal
Penulis: Dodi Hasanuddin | Editor: Dodi Hasanuddin
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Mulai Senin (13/7/2020) anak-anak dari SD hingga SMA mulai bersekolah. Namun pembelajaran dilakukan secara online atau jarak jauh.
Hal itu dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Tapi, pembelajaran jarak jauh tersebut kerap dikeluhkan orangtua, sehingga anak-anak pun tidak maksimal dalam mengikuti pelajaran secara virtual tersebut.
Namun, mau tidak mau pembelajaran jarak jauh tersebut harus dilakukan.
Bagaimana agar pembelajaran jarak jauh tersebut maksimal?
Berikut ini tips pembelajaran jarah jauh yang dsampaikan motivator Kang Febri yang diunggahnya di Instagaram dengan akun febri_motivator.
Tips membuat pembelajaran jauh jadi maksimal
1. Sambut pembelajaran ini dengan mindset dan pikiran yang positif
Mindset akan memengaruhi tindakan dan juga rasa. Bayangkan bagaimana jadinya jika mendampingi pembelajaran anak-anak, guru dan orangtua mempunyai pikiran yang negatif?
yang muncul adalah rasa pesimis. tidak semangat dalam mendampingi, kesal, kreativitas terhambat, dan masih banyak lagi sikap dan perasaan negatif yang muncul.
Nah, wajar pada akhirnya jika kita gampang capek dan gampang marah.
• Pemilik Klinik Kecantikan Benings Clinic Perkarakan Penyanyi Italiani Ikmal
• Mall Hewan Kurban H. Doni di Depok Datangkan Kambing Kualitas Terbaik dari Australia
Sebab itu, orangtua dan guru harus menyambut pembelajaran jarak jauh tersebut dengan pikiran yang positif.
2. Jangan lupa untuk saling berbaik sangka antara rumah dengan sekolah
Jika antara orangtua dan guru saling memiliki prasangka negatif, maka tidak akan terjadi sinergi yang baik
Hampir di setiap seminar parentig permasalahan tersebut sering sekali muncul.
Contoh kasus. ada orangtua yang menyebutkn Guru mah enak tinggal kasih tugas doang beres, sementara orangtua pusing dampingi anak.
Padagal guru menginginkan tatap muda, karena lebih enak dan mudah buat guru. Ada guru yang bekerja melebihi jam normal.
Kemudian ada Guru beranggapan oramgtua tidak serius mendampingi anaknya. Tugas anak sering telat.
Padahal oragtua sudah berusaha maksimal.tapi ada keterbatasan. ibunda bekerja sehingga baru bisa mendampingi anak malam hari