Idul Adha

Ingin Membeli Hewan Kurban untuk Idul Adha? Ini Tipsnya, Salah Satunya Lihat Giginya

Sudin Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (KPKP)​ Jakarta Timur kini mulai memeriksa kesehatan hewan kurban.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Mohamad Yusuf
Wartakotalive.com/Rizki Amana
Hewan kurban yang dijual di lapak Sapibabi.com kawasan Pamulang, Kota Tangsel. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Penjual hewan kurban mulai melakukan persiapan untuk menyambut hari raya Idul Adha.

Mereka tengah mempersiapkan hewan-hewan kurban yang akan dijualnya.

Hewan kurban yang dijual yaitu kambing dan sapi.

Namun, untuk membeli hewan kurban harus cukup hati-hati.

Jangan sampai memilih hewan kurban yang tidak sehat atau justru tidak sesuai syariat Islam.

Pemeriksaan hewan kurban oleh Kasi Peternakan dan Kesehatan Hewan Sudin KPKP Kota Jakarta Timur, Irma Budiani di Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (8/7/2020).
Pemeriksaan hewan kurban oleh Kasi Peternakan dan Kesehatan Hewan Sudin KPKP Kota Jakarta Timur, Irma Budiani di Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (8/7/2020). (Warta Kota/Rangga Baskoro)

 Viral Petugas Satpol PP Ramai-ramai Pakai Sepeda Brompton Harga Rp 100 Juta, Bikin Heboh Netizen

 Ini Klarifikasi Petugas Satpol PP yang Pakai Sepeda Brompton Rp 100 Juta, Ternyata Dinas di Makassar

Namun, Sudin Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (KPKP)​ Jakarta Timur kini mulai memeriksa kesehatan hewan kurban.

Hewan kurban itu dikumpulkan di tempat penampungan, di Kramat Jati, Jakarta Timur.

Kasi Peternakan dan Kesehatan Hewan Sudin KPKP Jakarta Timur, Irma Budiani mengatakan, pemeriksaan hewan kurban dilakukan untuk  memastikan kesehatan hewan.

Lantas, dia  memberikan tips agar masyarakat bisa memilih hewan kurban yang layak dipilih untuk merayakan Idul Adha.

"Pertama lihat dari umur, giginya. Kemudian badanya (bulu) mulus, dan buah zakarnya turun semua, ke empat kakinya dalam keadaan normal," kata Irma di Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (8/7/2020).

Meski hewan kurban sudah mengantongi surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari pemerintah daerah tempat asal hewan, namun pemeriksaan  kesehatan hewan tetap dilakukannya.

Alasannya, ada kemungkinan hewan mengalami sakit saat dalam perjalanan tempat asal hingga tiba di Jakarta.

"Surat keterangan kesehatan hewan dari asalnya kemudian tukar di sini. Kalau semuanya sehat kita tukar dengan surat keterangan hewan setelah kita periksa dari Jakarta," ujarnya.

 Tak Senang Ditegur karena Menghalangi Jalan, Gerombolan Pesepeda Keroyok Pelajar

 Mahasiswi Bikin Ngakak karena Sang Rektor Bacakan Curhatannya saat Wisuda ITB, ini Isinya

Irma menuturkan, pihaknya juga melakukan pemeriksaan anthrax dengan cara mengambil sampel 10 hewan dari masing-masing hewan yang dijual.

Sampel darah diambil, kemudian diuji di Balai Veteriner Subang, Jawa Barat. Kemudian, hasilnya bakal disampaikan ke Sudin KPKP Jakarta Timur untuk ditindaklanjuti.

"Misalkan ada (hewan) yang setelah kita periksa dia sakit, kita beri dia tanda (pilox) merah. Jadi kalau ada pilox merah (di badan hewan kurban) kita imbau warga jangan membeli," tuturnya.

Selain pilox merah, Irma mengatakan, kesehatan hewan kurban di satu tempat penampungan dapat dilihat dari stiker penanda hasil pemeriksaan.

Stiker yang diberikan Sudin KPKP Jakarta Timur kepada pengusaha hewan kurban ditempel di depan lapak sehingga mudah dilihat warga.

"Setelah diperiksa semua kita kasih label (ke pedagang hewan kurban), supaya setiap pembeli bisa melihat. Jadi warga tahu, oh hewannya sudah diperiksa dan sehat," kata Irma.

Dari hasil pemeriksaan di tempat penampungan, Jalan Dukuh V, RT 07, RW 05, Kelurahan Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur,  Irma mengatakan, satu ekor sapi tak layak jual.

Sapi tersebut mengalami luka di kaki sehingga tidak bisa berdiri sempurna.

Lalu, sapi asal Bali tersebut dipisahkan dari kumpulan sapi layak jual. 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved