Pencemaran Udara

Ini Cara Bikin Langit Jakarta Bersih Tanpa PSBB, Diungkap Pakar Lingkungan Hidup

Awal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ditetapkan di DKI Jakarta, langit Jakarta sempat biru beberapa pekan

Penulis: Desy Selviany |
Wartakotalive.com/Desy Selviany
Ketua Komisi Lingkungan Hidup IMI DKI Jakarta, Environmentalist Clara Sofiana Primartuti dalam diskusi di instagram live @wartakotalive.com, Minggu (5/7/2020) 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com Desy Selviany

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Awal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ditetapkan di DKI Jakarta, langit Jakarta sempat biru beberapa pekan.

Ketika itu jalanan Ibukota lengang karena aktifitas sempat mati sementara.

Ketua Komisi Lingkungan Hidup IMI DKI Jakarta, Environmentalist Clara Sofiana Primartuti mengatakan berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI, disebutkan konsentrasi maksimum PM2,5 saat diterapkannya PSBB sangat menurun dibandingkan sebelum diterapkannya kebijakan tersebut.

Penurunan sekitar 0.02% sampai 35.07% di 5 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU).

Penurununan terjadi di awal PSBB 13 April hingga 19 April.

Sehingga menurut Clara, langit biru Jakarta ketika PSBB tidak lepas dari polusi udara yang mengalami penurunan.

Sebab, 75 persen polusi udara di Jakarta ternyata disumbang dari polusi kendaraan.

Namun belakangan, DKI Jakarta mulai menerapkan PSBB masa transisi. Dimana aktifitas kembali berjalan meski masih 50 persen.

"Dari situ kita dapat lihat udara Jakarta yang kembali mulai tercemar.

"Maka warga Jakarta harus sudah mulai memikirkan bagaimana caranya membuat cerah kembali langit Jakarta," ujar Clara saat live bersama Wartakotalive.com, Minggu (5/7/2020).

Clara menyebut bahwa ada dua cara yang dapat dilakukan warga DKI Jakarta dalam menekan emisi gas buang.

Pertama, warga DKI Jakarta harus rajin melakukan uji emisi gas buang secara berkala pada kendaraan.

Kedua pemilihan bahan bakar kendaraan yang tepat.

Uji emisi gas buang secara berkala dianggap dapat membantu pengendara mengetahui jumlah emisi gas buang yang dikeluarkan kendaraan.

Sebab tidak semua kendaraan baru memiliki emisi gas buang yang kecil.

"Bisa saja ternyata ada masalah di pembakaran mesin kendaraan sehingga menciptakan emisi gas buang di atas ambang batas," jelas Clara dalam diskusi bertajuk Yuk Ambil Peran untuk Udara Jakarta Lebih Baik.

Jika pengendara mengetahui hal itu sedari awal, maka mesin kendaraan yang bermasalah akan diperbaiki oleh mekanik sehingga dapat mengeluarkan emisi gas buang di ambang batas.

Uji emisi gas buang secara berkala bisa dilakukan ketika pengendara menyervis kendaraan secara berkala.

Setelah uji emisi gas buang sudah dilakukan secara berkala maka pengendara tinggal memilih bahan bakar yang tepat.

Bahan bakar mesin ron 92 ke atas dianggap memiliki emisi gas buang yang lebih kecil untuk udara.

"Bukan hanya untuk udara. Ron 92 juga membuat mesin lebih terjaga dari kerusakan," papar Clara.

Maka dari itu, Clara mengimbau warga DKI Jakarta mulai berpindah ke BBM yang lebih ramah lingkungan.

Hal itu agar tetap menjaga kualitas udara Jakarta meski PSBB sudah berakhir.

"Karena semuanya kembali lagi ke kita sendiri.

"Kalau bukan kita yang memulai maka siapa lagi," tutur Clara. (m24)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved